Komite Migas Rekomendasikan Stop Impor Premium

Suwarjono Suara.Com
Minggu, 21 Desember 2014 | 18:48 WIB
Komite Migas Rekomendasikan Stop Impor Premium
Petugas SPBU memasang tanda
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurut dia, Indonesia adalah satu-satunya pembeli terbesar RON88 di dunia. Namun, tidak punya kuasa apa pun atas penetapan harga transaksi minyak bursa Singapura (MOPS) untuk "Mogas92", acuan harga bensin RON88.

"Petral, yang memasok bensin RON88 ke Indonesia hanya jadi 'price taker' dalam impor bensin RON88, sehingga memungkinkan terjadinya kartel," ujarnya. Belum lagi, berdasarkan kajian komite, harga indeks pasar (HIP) yang digunakan dalam menghitung harga patokan didasarkan pada acuan yang bias.

Sementara faktor pengali untuk mendapatkan HIP bensin premium dihitung berdasarkan penetapan pada 2007 yang tidak menggambarkan kondisi saat ini. "Ini menggambarkan variabel di sini tidak riil karena bukan berdasarkan pembentukan harga di pasar. Semua berdasarkan asumsi yang sudah kadaluarsa," ucapnya, menegaskan.

Faisal menuturkan, dengan rekomendasi pihaknya untuk menghentikan impor RON88 dan secara berkala menggantinya dengan RON92 (Pertamax), akan tercipta sistem patokan harga yang transparan, sesuai mekanisme pasar dan akuntabel.

Pasalnya, BBM RON92 akan lebih murah didapatkan di pasaran dunia, yang tidak lagi menjual RON88, sehingga Indonesia bisa memilih harga yang lebih kompetitif dalam impor minyak bumi.

"Di dunia, bahkan di Asia Tenggara saja, hanya Indonesia yang masih pakai RON88. Meski yang kita impor sekarang adalah RON88, tidak menutup kemungkinan yang dikirim adalah RON92 yang harganya lebih murah. Tapi dijual ke kita lebih mahal," paparnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI