Komite Migas Rekomendasikan Stop Impor Premium

Suwarjono Suara.Com
Minggu, 21 Desember 2014 | 18:48 WIB
Komite Migas Rekomendasikan Stop Impor Premium
Petugas SPBU memasang tanda
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Komite Reformasi Tata Kelola Migas merekomendasikan penghentian impor RON88 (bahan bakar jenis premium) dan secara berkala menggantinya dengan impor RON92 (pertamax). "Kami merekomendasikan agar pemerintah menghentikan impor RON88 dan menggantikannya dengan impor RON92," kata Kepala Komite Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (21/12/2014).

Faisal mengatakan penghentian impor juga berlaku untuk jenis "gasoil" 0,35 persen sulfur dan menggantikannya dengan impor "gasoil" 0,25 persen sulfur. Komite juga merekomendasikan agar mengalihkan produksi kilang domestik dari bensin RON88 menjadi RON92. Dengan demikian, formula perhitungan harga patokan menjadi lebih sederhana dan sesuai dinamika pasar.

Penyederhanaan perhitungan harga patokan selama ini dinilai tidak berdasarkan pembentukan harga pasar, melainkan asumsi yang bias dan kadaluarsa. "Dengan begitu, perhitungan harga patokan lebih mencerminkan harga lewat mekanisme pasar yang betul-betul terjadi, transparan dan akuntabel serta dapat mengurangi peluang manipulasi," katanya.

Komite juga merekomendasikan besaran subsidi tetap untuk bensin jenis RON92 per liter, yang tentunya ditentukan atas pertimbangan pemerintah dan DPR RI. Selain itu, komite merekomendasikan pola penetapan harga khusus untuk transportasi publik dan angkutan barang kepentingan umum sehingga kebijakan tersebut tetap bersifat adil.

Faisal juga menyampaikan beberapa pilihan kebijakan terkait pengalihan produksi kilang domestik agar bisa seluruhnya memproduksi RON92. Pertama, melalui pembaruan kilang domestik sehingga produksi bensin RON88 bisa digantikan dengan bensin RON92 dengan masa transisi tertentu.

Kedua, pengelolaan fasilitas kilang TPPI akan diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina agar memungkinkan peningkatan yang maksimal. Ketiga, selama masa transisi, produk RON88 yang diproduksi akan dipasarkan di wilayah sekitar kilang atau diserahkan kepada kebijakan Pertamina.

Keempat, besaran subsidi per liter untuk RON88 lebih kecil dari subsidi untuk Mogas92. Kelima, fasilitas pemerintah untuk mempercepat pembaruan dan perluasan fasilitas kilang.

Kelima, harga patokan bensin RON88 yang digunakan menggunakan harga indeks pasar dengan formula perhitungan yang berlaku saat ini.

Impor premium peluang kartel

Lebih lanjut Faisal Basri mengatakan, impor bahan bakar minyak "RON88" (bensin Premium) yang dilakukan Indonesia bisa membuka peluang kartel, karena negara ini adalah satu-satunya pembeli BBM jenis tersebut di dunia.  "Ini membuka peluang terjadi kartel penjual, karena mereka punya kepentingan menghasilkan RON88 hanya untuk Indonesia," kata Faisal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI