Janet Yellen, Komentarnya Bisa Mengguncang Ekonomi Dunia

Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 19 Desember 2014 | 12:00 WIB
Janet Yellen, Komentarnya Bisa Mengguncang Ekonomi Dunia
Janet Yellen. (Reuters/Kevin Lamarque)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada Selasa dan Rabu (16-17/12/2014) lalu, Bank Sentral Amerika alias The Fed menggelar rapat rutin. Seperti biasa, setelah rapat tersebut berakhir, Gubernur Bank Sentral Janet Yellen akan memberikan keterangan resmi tentang hasil dari rapat tersebut. Menguatnya dolar Amerika dalam beberapa minggu terakhir telah membuat mata uang sebagian besar negara di dunia melemah, termasuk Indonesia.

Apabila Bank Sentral menaikkan suku bunga, bukan tidak mungkin dolar Amerika akan tersedot dari pasar finansial dan kembali ke Negara Paman Sam itu. Ini akan membuat mata uang negara-negara di dunia bisa semakin anjlok. Dalam keterangan persnya, Rabu (17/12/2014) waktu setempat atau Kamis (18/12/2014), Yellen mengungkapkan bahwa The Fed belum akan menaikka suku bunga.

“Kami masih akan mempertahankan suku bunga rendah. Sabar adalah kata kuncinya,” kata Yellen.

Komentarnya itu langsung ‘mengguncang’ ekonomi dunia. Tidak lama setelah Yellen melontarkan pernyataan itu, indeks saham di Amerika langsung naik 292 poin yang merupakan lonjakan terbesar di sepanjang tahun ini. Bukan itu saja, mata uang sejumlah negara di dunia juga menguat, termasuk rupiah yang kembali ke posisi Rp12.500 per dolar Amerika.

Itulah Janet Yellen, perempuan yang mungkin punya ‘kekuasaan’ lebih besar dibandingkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama atau Presiden Rusia, Vladimir Putin. Obama atau Putin mungkin menduduki posisi nomor satu di negara masing-masing, tetapi di tangan Yellen-lah perekonomian dunia ditentukan.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama membuat langkah yang ‘tidak normal’ ketika mengajukan nama Janet Yellen sebagai calon Gubernur Bank Sentral alias The Fed. Di sepanjang sejarah, belum ada perempuan yang memimpin Bank Sentral Amerika yang mempunyai aset 4,5 triliun dolar Amerika.
 
Pada 1 Februari 2014, Yellen resmi diangkat menjadi orang nomor satu di The Fed menggantikan Ben Bernanke. Obama mengatakan, Yellen adalah orang yang mempunyai penilaian bagus dan tahu bagaimana membangun consensus. Obama juga optimistis Yellen bisa memjalankan tugasnya dengan baik.

“Dia adalah pemimpin yang sudah teruji dan juga keras, bukan karena dia berasal dari Brooklyn (salah satu kawasan dengan angka kekerasan tertinggi di Amerika-red),” tegas Obama.

Setelah diangkat, Yellen berjanji akan menstabilkan sistem finansial Amerika yang masih belum pilih dari krisis global pada 2008. Yellen berhasil mendobrak ‘hambatan’ gender yang di Bank Sentral Amerika. Dia langsung menginstruksikan kepada seluruh anak buahnya untuk menulis jabatan barunya sebagai Chair dan bukan Chairwoman.

Ini bukan kali pertama Janet menembus barikade gender dalam perjalanan hidupnya. Di Universitas Yale, Yellen adalah satu-satunya perempuan di kelas PhD. Di tahun-tahun awal sebagai mahasiswa dan juga ekonom, Yellen juga harus berhadapan dengan rasa skeptic atas kemampuannya dan juga di bawah baying-bayang suaminya.

Yellen memang jauh dari feminism. Dia adalah perempuan yang tidak masalah untuk menggunakan busana yang sama untuk hadir di beberapa acara resmi. Dia mempunyai filosofi, biar pekerjaannya yang berbicara sendiri.

“Apa yang paling saya suka dari ekonomi adalah ekonomi memberikan cara berpikir yang analitis tentang isu yang berdampak terhadap kehidupan orang banyak. Ekonomi adalah subyek yang berhubungan dengan aspek inti dari kehidupan manusia dan ada metodologi berpikir tentang hal ini,” katanya.

Amerika belum pulih total dari dampak krisis finansial pada 2008 lalu. Karena itu, Yellen bertekad untuk mengakhiri periode gelap ekonomi Amerika yang dimulai jauh sebelum terjadinya krisis finansial. Komentar Yellen pada Rabu lalu yang mengatakan Bank Sentral masih akan bersabar dan belum akan menaikkan suku bunga adalah salah satu jalan yang ditempuh untuk menari jalan keluar dari periode gelap tersebut. (BussinessInsider/Forbes)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI