Penguatan Nilai Rupiah Angkat IHSG

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 10 Desember 2014 | 18:15 WIB
Penguatan Nilai Rupiah Angkat IHSG
Bursa Efek Indonesia
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (10/12/2014), ditutup menguat 43,09 poin atau 0,84 persen ke posisi 5.165,40.

Indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga menguat tipis 9,16 poin atau 1,04 persen ke posisi 890,07.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan menguatnya nilai tukar rupiah menjadi salah satu sentimen positif bagi pasar saham domestik. Di sisi lain, lanjut dia, bursa saham global yang mayoritas bergerak menguat juga menjadi salah satu pendorong investor di dalam negeri kembali mengambil posisi akumulasi dan membuat indeks BEI menguat.

"Minimnya sentimen di dalam negeri, membuat investor mencermati laju pergerakan bursa saham global," katanya.

Secara teknikal, ia menambahkan, pergerakan IHSG BEI pada hari ini berpotensi melanjutkan penguatan ke depannya untuk mencapai target batas atas di level 5.229 poin.

Sementara itu, Analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan bahwa kenaikan IHSG BEI masih dibayangi oleh aksi jual pelaku pasar saham yang mulai mengantisipasi sentimen negatif dari potensi inflasi Desember diperkirakan di atas 2,2 persen akibat kenaikan harga BBM di pertengahan bulan November lalu.

"Inflasi Desember masih akan membayangi pasar saham domestik," katanya.

Sementara nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, menguat sebesar 58 poin menjadi Rp12.273 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.331 per dolar AS.

"Intervensi yang dilakukan Bank Indonesia di pasar valutra asing domestik memberi dampak pada penguatan mata uang rupiah," ujar Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong.  Menurut Lukman, meski intervensi yang dilakukan Bank Indonesia masih dalam skala kecil, kondisi itu cukup untuk menumbuhkan kepercayaan pelaku pasar bahwa pemerintah memperhatikan fulktuasinya.

"Rupiah masih cukup stabil dibandingkan mata uang di kawasan regional, yang penting fluktuasinya masih terjaga," katanya.

Ia menambahkan bahwa untuk menjaga rupiah, Bank Indonesia juga masih memiliki peluang untuk kembali menaikkan suku bunga sekitar 25 basis poin (bps) menjadi delapan persen. Di tengah ekspektasi inflasi yang akan tinggi, penjagaan rupiah melalui kebijakan BI rate cukup positif. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI