Ryan Blair, Miliuner yang Belajar Bisnis saat Masih Miskin

Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 05 Desember 2014 | 12:00 WIB
Ryan Blair, Miliuner yang Belajar Bisnis saat Masih Miskin
Ryan Blair. (visalusblog.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua dekade lalu, Ryan Blair adalah produk dari sebuah keluarga yang amburadul. Di usia 13 tahun, Blair sudah terlibat dalam sejumlah kejahatan seperti obat-obatan terlarang hingga pencurian. Blair keluar dari sekolah di tingkat 9 dan mulai memasuki kehidupan gang di jalanan.

“Ketika itu, saya melihat bagaimana sebuah sistem bekerja, bagaimana penguasa jalanan membuat dirinya tetap berkuasa melalui pengaruh dan juga manipulasi. Saya juga mengamati bagaimana orang yang lebih tua menggunakan penyuapan dan juga rasa takut untuk memaksa anak-anak muda melakukan tindakan kejahatan dan banyak anak muda yang mau melakukan itu,” katanya.

Di usia 21 tahun, Blair mendirikan perusahaan pertamanya dan kini dia adalah seorang pengusaha yang juga adalah multimiliuner.

“Jauh sebelum saya menjadi multi miliuner, saya adalah seorang remaja dengan catatan kriminal, pengalaman jadi anggota gang dan sering mengalami kekerasan oleh ayah saya. Kehidupan remaja saya bukan sesuatu yang normal bagi seseorang yang akan menjadi pengusaha suksea,” jelasnya.

Blair remaja sempat ditahan polisi belasan kali. Terakhir kali harus mendekam di penjara di kantor polisi, usianya 16 tahun. Blair beruntung, ibu kandungnya menikah dengan seorang pengusaha properti sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Ketika diminta untuk pindah ke rumah ayah tirinya, Blair baru melihat sisi lain dari kehidupan yaitu bagaimana orang menjalankan bisnis dengan legal. Ternyata, kata dia, sisi lain kehidupan yang baru dilihatnya itu tidak terlalu berbeda dengan kehidupan di jalanan yang pernah dilaluinya.

“Ada hirarki di dalam gang, hirarki posisi dan kekuatan. Sebuah gang adalah sistem ekonomi dan ada banyak kesamaan antara gang dengan perusahaan yang legal,” jelasnya.

Tiga tahun setelah melihat sisi baru kehidupan itu, Blair mendirikan perusahaan pertamanya yaitu 24/7 Tech. Itulah awal langkah Blair menembus dunia bisnis dan menjadi seorang multi miliuner.

Saat ini, Blair adalah CEO dari ViSalus dan meraih penghargaan DSN Global Turn Around Award pada 2010. Ketika itu, dia mengubah perusahaannya yang punya utang 6 juta dolar Amerika pada 2008 menjadi perusahaan yang mempunyai pendapatan 150 juta dolar Amerika hanya dalam waktu 16 bulan.

ViSalus adalah perusahaan yang bergerak di bidang Multi Level Marketing (MLM). ViSalus dibeli Blyth Inc dan Blair tetap menjadi CEO. Pada 2012, nilai ViSalus sudah mencapai 600 juta dolar Amerika.

“Saya belajar kemampuan untuk berbisnis dari kemiskinan dan mempunyai keluarga yang terlibat dalam bisnis yang ilegal,” ungkapnya.

Pada awalnya, Blair mengaku gugup untuk memperlihatkan jati dirinya dalam berbisnis. Ini karena banyak orang yang selalu melihat alasan kenapa orang lain selalu lebih baik dari dirinya. Karena itu, Blair memutuskan untuk tidak menutup-nutupi masa lalunya yang kelam dan menjadi dirinya sendiri.

“Saya 100 persen terbuka untuk merekrut karyawan yang mempunyai catatan kriminal. Yang penting, dia jujur tentang catatan krimimal tersebut,” tegasnya.

Pada 2011, Blair menulis kisah hidupnya dalam sebuah buku yang diberi judul Nothing to Lose, Everything to Gain: How I Went from Gang Member to Multimillionaire Entrepreneur. Buku itu menjadi best sellers versi The New York Times. Pada 2012, Ernst & Young menobatkan Blair sebagai Entrepreneur of the Year. (BusinessInsider/Forbes/HuffingtonPost)

REKOMENDASI

TERKINI