Sejak Harga Premium Naik, Konsumsi Pertamax Terus Meningkat

Jum'at, 05 Desember 2014 | 07:05 WIB
Sejak Harga Premium Naik, Konsumsi Pertamax Terus Meningkat
Pengendara mengisi bahan bakar Pertamax di SPBU Abdul Muis Jakarta, Senin (24/11). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di Balikpapan dilaporkan meningkat hingga 350 persen, sejak kenaikan harga BBM bersubsidi diumumkan pemerintah.

"Di Balikpapan, dari biasanya berkisar pada 8 kilo liter per hari, sehari setelah kenaikan harga BBM diumumkan Presiden, konsumsinya langsung 66 kilo liter," ungkap Andar Titi Lestari, Senior Supervisor External Pertamina Unit Pemasaran VI Kalimantan, di Balikpapan, Jumat (5/12/2014).

Sementara itu di seluruh Kalimantan, menurut Titi, terjadi kenaikan rata-rata 21 persen per minggu pasca-kenaikan harga BBM.

Menurut Titi pula, dalam pengamatan Pertamina, konsumen mulai merasakan sejumlah manfaat lebih dari menggunakan Pertamax, meski harganya lebih mahal daripada Premium yang disubsidi.

Harga Pertamax di Balikpapan sendiri sekarang adalah Rp12.000 per liter, sedangkan Premium Rp8.500 per liter. Perbedaan harga itu agaknya tak menjadi hal yang dianggap besar lagi, karena manfaat yang dirasakan lebih besar.

"Konsumen jadi hemat waktu. Pertamax saat ini kan tidak ada antrean panjang seperti pembelian di Premium," kata Titi.

"Kita jadi serasa punya SPBU sendiri," ungkap Adi Prasetya pula, salah seorang warga Balikpapan Baru. Prasetya mengaku sudah menjadi konsumen Pertamax sejak memiliki sepeda motor matic baru.

Menurut Prasetya, pemakaian Pertamax juga pada dasarnya hemat dan motornya jadi lebih nyaman dikendarai.

"Dengan gaya pemakaian yang tepat, memang bisa begitu. Pertamax itu kan oktannya lebih tinggi, sehingga lebih sedikit bahan bakar yang diperlukan dibandingkan Premium, untuk menjalankan kendaraan dalam jarak yang sama," tambah Titi. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI