Suara.com - Hingga saat ini, harga minyak dunia masih belum juga bangkit dari level terendah dan masih setia di bawah level $70 dolar Amerika per barel.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hendar melihat penurunan harga minyak dunia tersebut, memberikan dampak positif bagi Indonesia terutama untuk perbaikan Current Account atau transaksi berjalan.
"Setiap melemah US$ 1 akan memperbaiki current account defisit di kisaran US$ 170 juta," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hendar di Gedung Bank Indonesia, Kamis (4/12/2014).
Dia menjelaskan, penurunan harga minyak dunia yang dibarengi dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBB) bersubsidi memberikan dampak positif bagi neraca perdagangan.
Karena, kata dia, penurunan tersebut membuat biaya impor BBM menjadi lebih rendah. Sedangkan kenaikan harga BBM subsidi membatasi atau mengendalikan tingkat konsumsi yang berujung pada berkurangnya impor.
Dengan begitu, Hendar mengatakan, untuk tahun 2015, target defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit Indonesia akan sesuai dengan level yang sustainable yaitu di angka 2,5 persen dari PDB.
"2015 itu masih diperkirakan 2,5 persen, karena alokasi penghematan subsidi ke sektor produktif tentu akan mendorong investasi, ujungnya mendorong kenaikan ekspor," pungkasnya.
Harga Minyak Dunia Turun, Indonesia Ketiban Untung
Kamis, 04 Desember 2014 | 14:24 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Harga Minyak Dunia Meroket ke Level Tertinggi, Ada Apa?
05 Juli 2024 | 08:27 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 21:35 WIB
Bisnis | 20:51 WIB
Bisnis | 18:57 WIB
Bisnis | 16:53 WIB
Bisnis | 15:18 WIB
Bisnis | 15:09 WIB
Bisnis | 14:55 WIB