Suara.com - Sejumlah pihak menyatakan tidak setuju dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Rp2.000 per liter, yang belum lama ini diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Banyak pihak beranggapan langkah tersebut akan membuat tingkat kemiskinan melonjak.
Menanggapi hal itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengatakan bahwa subsidi BBM yang selama ini diberikan oleh pemerintah hanya dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas yang seharusnya tidak layak disubsidi. Hal itu menurutnya membuat anggaran subsidi terus melonjak, serta membuat pembangunan infrastruktur mandek.
"Banyak pihak mengkritik kebijakan yang tidak populer pemerintah (dalam) menaikkan harga BBM subsidi, yang disebut akan membuat kemiskinan makin meningkat. Padahal (itu) tidak ada hubungannya. Justru harga BBM naik, angka kemiskinan (jadi) turun," ungkap Sudirman di kantornya, Kamis (27/11/2014).
Sudirman mengungkapkan, sebenarnya sudah disadari cukup lama, bahwa BBM bersubsidi justru banyak dinikmati oleh kalangan masyarakat kelas menengah ke atas.
"Jadi, 78 persen subsidi BBM selama ini, ya, orang seperti kita-kita ini yang menikmati, bukan masyarakat miskin," ungkapnya.
"Berdasarkan data sejak 2003, harga BBM dinaikkan sampai sekarang, ketika beberapa kali harga BBM naik justru angka kemiskinan turun," pungkasnya.
Menteri ESDM: BBM Naik, Angka Kemiskinan Turun
Kamis, 27 November 2014 | 21:32 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Perumusan Capai 99 Persen, Skema BBM Subsidi Mengerucut ke BLT
20 Desember 2024 | 08:29 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 12:51 WIB
Bisnis | 12:51 WIB
Bisnis | 10:02 WIB
Bisnis | 10:01 WIB
Bisnis | 10:01 WIB
Bisnis | 06:39 WIB
Bisnis | 21:10 WIB
Bisnis | 21:04 WIB
Bisnis | 21:00 WIB