Hipmi: Alokasikan KUR untuk Pengusaha Pemula

Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 27 November 2014 | 06:18 WIB
Hipmi: Alokasikan KUR untuk Pengusaha Pemula
Ilustrasi: Kredit. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengusaha muda meminta agar pemerintah  mempertahankan dan dapat melanjutkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Himpunan Pengusaha Muda Indonesia DKI Jakarta (Hipmi Jaya) meminta agar KUR benar-benar dialokasikan untuk pengusaha pemula dan usaha kreatif.

Hal tersebut diutarakan Ketua Umum Hipmi Jaya Rama Datau Gobel menanggapi rencana pemerintah mengevaluasi kembali program KUR. Rama mengatakan, konsep KUR diatas kertas sudah bagus. Hanya saja dalam implementasi, bank-bank penyalur KUR masih meleset dan tidak sesuai sasaran.

“Misalnya, sejak awal kan KUR ini, ditargetkan untuk pengusaha pemula dan tidak punya collateral loan. Faktanya, di lapangan sebagian besar penerima KUR wajib punya penjaminan. Jadi banyak yang kecewa,” ujar Rama, dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com, Kamis (27/11/2014).

Dia mengatakan, praktik KUR di lapangan tidak jauh berbeda dengan pemberian kredit komersil lainnya. Karena itu, KUR harus benar-benar direvitalisasi agar sesuai dengan konsep awal sasaran penerima KUR.   

Hipmi Jaya mengusulkan selain pengusaha pemula, KUR juga disalurkan secara maksimal ke pengusaha yang bergerak di industri kreatif.

“Nasabah KUR ini sebenarnya sama persis dengan pengusaha kreatif yakni keduanya tidak punya aset fisik untuk dijaminkan, pabriknya industri kreatif itu kan ada di otak pengusahanya. Berkantor juga bisa mobile dan kebanyakan di kafe-kafe. Jadi mereka itu punya proyek yang feasible tapi tidak punya aset untuk dijaminkan,” jelas Rama.

Rama mengatakan, hingga Agustus 2014 ini, sebanyak tujuh bank nasional telah menyalurkan KUR  sebanyak Rp 149,36 triliun atau tumbuh 31,75% secara year on year (yoy). Ketujuh bank tersebut yakni BNI, BRI, Bank Mandiri, BTN, Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah.

Nilai KUR tersebut meningkat Rp 113,36 triliun dari periode yang sama tahun 2013. Indikator keberhasilan KUR, selain pada daya penetrasi penyaluran kredit yang efektif kepada pengusaha pemula dan tidak bankable, juga pada keberhasilan program ini mengantarkan nasabahnya menjadi bankable dan layak memperoleh kredit komersil.

Rama menjelaskan peranan industri kreatif semakin vital dalam perekonomian nasional. Ekonomi kreatif menempati posisi ketujuh dari 10 sektor ekonomi nasional dengan menyumbang PDB sebesar 6,9 % atau senilai Rp 573,89 triliun dari total kontribusi ekonomi nasional. Tak hanya itu, peranannya dalam penciptaan lapangan kerja juga kian strategis.

Ekonomi Kreatif menempati posisi ke-4 dari 10 sektor ekonomi dalam kategori jumlah tenaga kerja pada tahun 2012. “Ekonomi Kreatif menyumbang 11.799.568 Orang atau 10,65% pada total angkatan kerja nasional yang sebesar 110.808.154 orang,” ujar Rama.

REKOMENDASI

TERKINI