Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan setiap hari Indonesia harus mengimpor 700.000 barel minyak atau separuh dari kebutuhan minyak nasional.
"Indonesia produksi minyaknya hanya setengah dari konsumsi, sehingga mengandalkan impor. Kita juga tidak bagian dari OPEC," ungkap Bambang dalam acara Indonesia Investment Forum di Grand Hotel Hyatt, Jakarta, Rabu (26/11/2014).
Untuk mengantisipasi posisi sebagai importir, menurut Bambang, maka perlu dilakukan diversifikasi energi. Seperti yang dilakukan oleh Brasil dan Thailand.
"Thailand dan Brasil menggunakan energi alternatif. Di Thailand dengan gas, Brasil dengan bioetanol. Kita memiliki keduanya," pungkasnya.
Bambang menambahkan, Indonesia sudah bukan lagi anggota OPEC, karena sudah tidak lagi menjadi negara eksportir minyak Indonesia mundur dari OPEC pada 2008.
Bambang mengatakan, kalau Indonesia bukan lagi berstatus sebagai negara kaya minyak, jika dibandingkan dengan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak alias OPEC seperti Arab Saudi.
"Arab Saudi adalah net exporter , mereka adalah yang terbesar di dunia. Sehingga bisa menjual BBM lebih murah dari air mineral," ungkap Bambang.
Berdasarkan data US Energy Information Administration menyebutkan, bahwa saat ini wilayah Arab Saudi menyimpan 16% cadangan minyak dunia. Tahun lalu, produksi minyak negara ini mencapai lebih dari 11 juta barel/hari.
"Itu karena begitu besarnya, minyak mereka diekspor. Mereka lah eksportir terbesar di dunia," sebut Bambang, yang pernah berdinas di Jeddah (Arab Saudi) kala berkarir di Bank Pembangunan Islam (IDB).