Suara.com - Sekretaris Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi yakin Presiden Joko Widodo akan menolak kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), khususnya pelanggan bersubsidi listrik 450va dan 900va walaupun harga solar bersubsidi naik menjadi Rp7.500 per liter.
"Pak Jokowi itu kecilnya dibantaran kali jadi beliau tahu susahnya rakyat di bawah untuk mendapatkan dan membayar listrik selain memenuhi kebutuhan pokok. Apalagi setelah kenaikan BBM ini," ujar Fahmi Habsyi di Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Salah satu inisiator PDIP Pro Jokowi (Projo) ini mengatakan bahwa jumlah pelanggan PLN sekitar 57 juta pelanggan dan pengguna listrik 450va dan 900va sekitar 35 juta pelanggan.
Itu artinya bahwa mayoritas rakyat Indonesia belum mampu pegeluarannya untuk menikmati listrik dengan harga tinggi dan mencoba beralih menjadi pengguna listrik diatas 900va.
"Publik tak usah risau. Pak Jokowi itu kan belum blusukan lagi ke kampung-kampung mendengar curhatan rakyat pasca kenaikan BBM. Bukan Pak Jokowi namanya jika hanya duduk-duduk di Istana minum teh untuk mendengar laporan yang bagus-bagus dari anak buahnya (ABS) soal kesulitan dan harapan rakyat di bawah," tandasnya.
Fahmi mengulang pernyataan Jokowi pada pidato kenegaraan di DPR Agustus 2014 bahwa solusi penghematan subsidi solar adalah memaksa PLN mengganti BBM dengan penggunaan batubara dan gas sehingga menciptakan efisiensi Rp60-70 triliun.
"Itu artinya Pak Jokowi menolak kenaikan TDL karena kunci masalah untuk perlebar ruang fiskal pada pengalihan sumber energi PLN, bukan mengalihkan beban negara pada rakyat kecil pengguna 450va dan 900va dengan menaikkan harga listrik," kata aktivis 98 ini.
Jadi, jika nanti PLN minta kenaikan TDL dengan alasan kenaikan BBM harus ditolak, kecuali Pak Jokowi berubah pikiran mendapat "bisikan" lain di Istana. "Tapi kan rakyat masih ada doa agar TDL tidak naik." (Antara)