Suara.com - Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengungkapkan, stok beras dalam negeri
berada pada kondisi aman, menyusul kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pihaknya juga siap kembali melakukan operasi pasar, bila ada kenaikan harga beras di masyarakat, untuk meredam dampak kenaikan harga BBM tersebut.
"Pasokan yang cukup bisa jadi jaminan untuk meredam dampak kepanikan masyarakat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi," ungkap Sutarto, Di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (17/11/2014).
Dia menuturkan, stok beras nasional saat ini hampir dua juta ton yang terdiri dari 310.000 ton cadangan beras pemerintah (CBP) dan 1,6 juta ton beras milik Bulog. Pihaknya juga menyimpan sektar 150.000 ton beras premium untuk keperluan komersial.
"Kalau tidak terjadi gejolak harga ini akan jadi aman. Sekarang kita waspadai iklim juga kan. Kalau ada BBM naik Bulog siap operasi pasar," tuturnya.
Untuk itu, Dia menegaskan, kebutuhan beras hingga 7 bulan ke depan tidak perlu dikawatirkan.
"Cukup untuk hampir 7 bulan," tegasnya.
Selain itu, Dia menuturkan, akan mengadakan operasi pasar untuk meredam harga. Bukan hanya karena BBM naik saja namun juga untuk menjaga pasokan ketika daya beli masyarakat menurun dan stok juga menipis karena cuaca.
"Masyarakat jangan terlalu takut bahwa barang itu tidak ada. Bulog siap buka outlet di semua daerah," tutpnya.