Suara.com - Tas perpaduan rotan, kulit sapi, dan kulit ular yang dibuat pengrajin di Jakarta sudah tembus pasar ekspor.
"Produk tas berbahan baku kulit sapi dan domba, ular dari Loelang Leather, sudah dipasarkan hingga ke tingkat Asia (Hong Kong) bahkan Eropa," kata Leni Puspasari, pengrajin dari Loelang Leather.
Pada 10-13 November 2014, Loelang Leather mengikuti pameran yang diselenggarakan Dewan Kerajinan Nasional Daerah di Balai Kota DKI Jakarta.
Ia mengatakan bahan-bahan untuk tas tersebut didatangkan dari luar Jakarta seperti rotan didatangkan dari Kalimantan, sedangkan kulit sapi dan ular dibeli di Jakarta.
Tas anyaman rotan dan bermotif abstrak Loelang Leather dibanderol Rp1,8 juta sedangkan tas anyaman rotan dengan perpaduan kulit sapi dan ular seharga Rp1,7 juta.
"Ada variasi yang berbeda seperti tas terbuat dari kulit kayu ada tas tenunan asli dari Nusa Tenggara Timur, bahan kainnya diambil langsung dari NTT kemudian proses produksinya di workshop Cinere," katanya.
Terdapat juga tas tenunan asli NTT dengan variasi kulit sapi seharga Rp1.95 juta.
Dia mengatakan harga tersebut pantas karena bahan yang dipakai juga yang terbaik dan tenunan bermotif Kalimantan.
Mengenai minat pembeli, Leni mengatakan desain tas motif abstrak lebih diminati, sehingga banyak yang memesan tas berbahan tersebut.
Selain menawarkan produk kata dia, Loelang Leather menerima pesanan desain.
"Untuk membuat tas ini butuh waktu paling lama sebulan, paling cepat dua minggu," katanya.
Kulit sapi. lanjutnya, memiliki tekstur yang lebih baik daripada kulit hewan lainnya seperti domba dan kambing.
Kulit reptil digunakan karena tekstur yang lebih kuat dan lebih tahan lama.
Leni mengatakan ciri khas Loelang Leather adalah padu-padan kulit sapi dan kulit reptil sehingga terkesan ekseklusif dan memiliki segmen pasar tersendiri. (Antara)