Suara.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta Indonesia tidak terburu-buru untuk keluar dari Forum G-20. Wakil Ketua Kadin, Natsir Mansyur mengatakan, pemerintah harus mengkaji terlebih dahulu manfaat dari kehadiran Indonesia di G-20.
Kata dia, kalau setelah dikaji memang ternyata tidak ada manfaatnya maka tidak ada salahnya untuk keluar dari Forum G-20.
“Harus ditentukan dulu benchmark bermanfaat atau tidak bermanfaatnya itu seperti apa. Kalau dari benchmark yang sudah ditetapkan itu ternyata G-20 tidak memberikan manfaat, tidak ada salahnya untuk keluar. G-20 ini kan banyak sektor dan kita harus lihat semua sektor sebelum menyatakan bermanfaat atau tidak bermanfaat,” kata Natsyir kepada suara.com melalui sambungan telepon, Kamis (13/11/2014).
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengusulkan Indonesia keluar dari G20 karena menganggap Indonesia merugi ada di forum itu.
Menurut dia, regulasi yang dibuat kelompok negara maju itu merugikan Indonesia. Regulasi tersebut seperti aturan bahwa produk impor seperti, pertanian dan perikanan dari negara berkembang dikenakan tarif 0 persen, sementara negara maju dikenakan tarif 14 persen.
Kata dia, penghilangan bea masuk merugikan karena karena sebagai negara maju yang tergabung dalam G-20 Indonesia tidak boleh menerapkan aturan itu. Sedangkan negara di luar G-20 boleh menetapkan aturan bea masuk untuk produk impor.
Pertemuan G20 akan berlangsung di Brisbane, Australia, pada 15-16 November 2014. Presiden Jokowi berencana menghadiri forum tersebut seusai menghadiri KTT ASEAN di Myanmar.
Kadin: Jangan Terburu-buru Keluar dari G-20
Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 13 November 2014 | 13:35 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 22:08 WIB
Bisnis | 22:03 WIB
Bisnis | 22:03 WIB
Bisnis | 22:03 WIB
Bisnis | 19:05 WIB
Bisnis | 18:24 WIB