Jelang Kenaikan, Pemerintah Jamin Stok Mencukupi

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 05 November 2014 | 14:47 WIB
Jelang Kenaikan, Pemerintah Jamin Stok Mencukupi
Salah satu SPBU milik Pertamina. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah memastikan ketersediaan stok bahan bakar minyak (BBM) menjelang kenaikan harga komoditas tersebut dalam waktu dekat. Menteri ESDM Sudirman Said usai meninjau Pusat Pengendalian BBM PT Pertamina (Persero) di Jakarta, Rabu (5/11/2014) mengatakan, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan BBM.

"Saya 'happy' dengan apa yang telah dipersiapkan Pertamina. Tadi, dari posko kendali, saya mendapat penjelasan, seluruh Indonesia sudah siap kapanpun diputuskan," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu Menteri ESDM didampingi Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy N Sommeng, Pelaksana Tugas Dirut Pertamina M Husen, dan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya.

Menurut Sudirman, pemerintah berencana mengalihkan subsidi BBM kepada sektor lainnya seperti irigasi, pelabuhan, kapal dan fasilitas pendingin untuk nelayan, serta bibit untuk petani.

"Pengalihan subsidi BBM ini harus benar-benar sampai ke rakyat," ujarnya.

Kenaikan harga BBM, lanjutnya, juga akan makin menekan penyelewengan yang merugikan negara.

Sementara Hanung Budya meminta masyarakat tidak perlu membeli BBM dalam jumlah berlebihan menjelang kenaikan.

"Stok BBM, baik subsidi maupun nonsubsidi dalam kondisi cukup," ujarnya.

Menurut dia, stok premium cukup memenuhi selama 16 hari ke depan dan solar 19 hari. Meski, lanjutnya, dalam dua minggu terakhir, konsumsi premium bersubsidi mengalami kenaikan 12 persen dari sebelumnya 81.000 menjadi 90.000 kiloliter per hari.

"Kami minta masyarakat tidak perlu membeli secara berlebihan dan menimbun," ucapnya, berharap.

Pertamina, lanjutnya, akan memberikan sanksi tegas kepada SPBU yang memberi peluang pembelian tidak wajar. Hanung menambahkan, kenaikan harga BBM akan mengurangi konsumsi, meski diperkirakan tetap melebihi kuota APBN sebesar 46 juta kiloliter.

"Selain berhemat, konsumen cenderung akan beralih ke BBM nonsubsidi kalau selisihnya sedikit," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sinyal kenaikan harga BBM akan dilakukan pada November 2014. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI