Misalnya, laju inflasi dan defisit neraca transaksi berjalan pada 2015 akan lebih terkendali akibat kenaikan harga BBM pada 2014.
Perinciannya, jika harga BBM dinaikkan dengan besaran Rp3.000 pada November 2014, pemerintah dapat menghemat total pengeluaran sebesar RP141 triliun secara akumulasi tahunan.
Memang, katanya, inflasi tahunan pada 2014 akan melonjak menjadi 8,47 persen, dan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi dari 5,3 persen menjadi 5,23 persen.
"Namun dengan sudah dinaikkannya BBM pada 2014, pada 2015 kita perkirakan inflasi dapat ditahan di 5,22 persen, rasio CAD (defisit transaksi berjalan) dibanding PDB juga akan turun," ujarnya. (Antara)