Suara.com - Beberapa hari menjelang pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melonjak drastis dan hampir mendekati level 5.000. Pada sesi penutupan perdagangan pertama, Jumat (17/10/2014) siang, IHSG naik 46 poin (0,9 persen) ke posisi 4.998.
"IHSG BEI bergerak menguat di tengah sentimen dalam negeri terutama momentum pelantikan Presiden-Wakil Presiden RI," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah.
Diharapkan, lanjut dia, mencairnya ketegangan politik di antara petinggi partai politik menjadi sinyal baik bagi iklim perpolitikan Indonesia dan mengembalikan kepercayaan investor.
Pagi tadi, Presiden terpilih Joko Widodo menemui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang menjadi pertanda mulai cairnya ketegangan antara dua kubu dalam beberapa bulan terakhir.
"Dukungan dari berbagai pihak, baik lembaga negara maupun swasta serta masyarakat akan menjadi modal utama bagi pemerintahan baru nanti," katanya.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan juga bergerak menguat sebesar 47 poin menjadi Rp12.213 dibanding posisi sebelumnya Rp12.260 per dolar Amerika.
Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa laju rupiah mampu kembali terapresiasi terhadap dolar Amerika. Kondisi politik yang cenderung stabil jelang pelantikan Presiden-Wakil Presiden RI menjadi salah satu faktor penguatan nilai tukar domestik.
"Pelaku pasar pun memanfaatkan momentum itu untuk kembali mengakumulasi rupiah meski masih cenderung terbatas," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, penguatan rupiah belum mampu mengkonfirmasi penguatan lanjutan seiring masih bervariasinya sentimen dari eksternal terkait kepastian kenaikan suku bunga bank sentral AS (Fed rate) dan perlambatan ekonomi global. (Antara)