Suara.com - Wakil Presiden Boediono mengapresiasi upaya penyatuan gagasan yang dilakukan Pemerintah dan para tokoh ahli energi dalam 'Skenario Bandung' yang berlangsung di Auditorium Kantor Pusat PT PLN (Persero), hari ini, Selasa (14/10/2014).
"Kalau dilihat ke depan, memang perlu skenario energi untuk menyiapkan diri kita. Skenario tersebut memaksa kita untuk melihat ke depan tentang apa yang mungkin terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi," kata Boediono di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Menurut Boediono, kedaulatan energi sama pentingnya seperti air dan pangan. Karena itu, demi keberlangsungan hidup bangsa maka perlu perencanaan matang untuk memperkokoh ketahanan energi nasional yang merupakan hal sangat penting.
"Bagi saya, kedaulatan energi itu mutlak, sama halnya seperti air dan pangan. Tidak hanya sampai 2030, tapi hingga 1.000 tahun ke depan kita harus bisa mengamankan kedaulatan ini," jelasnya.
Sebelumnya, 'Skenario Bandung' disematkan dalam dokumen hasil rumusan yang merujuk pada lokasi lokakarya para tokoh perumus di Bandung, pada 9-10 dan 22-23 Agustus lalu, untuk mengetahui tentang apa yang mungkin terjadi dalam sektor energi Indonesia hingga 2030.
Sejumlah tokoh perumusnya antara lain Faisal Basri, Kardaya Warnika, Rida Mulyana, Hindun Mulaika, Tri Mumpuni, Darmawan Prasodjo, Afdal Bahaudin, Nur Pamudji, Mas Achmad Santosa, Dharmawan Samsu, Budiman Sujatmiko, Bob Kamadanu, Arsyad Rasyid, Paulus Tjakrawan, Triharyo Indrawan Soesilo, Widyawan Suriaatmadja dan Wahid Sutopo.