Suara.com - Rencana pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk menaikkan harga BBM bersubsidi akan membuat anggaran pemerintah semakin besar. Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, anggaran fiskal bisa bertambah Rp21 triliun apabila harga BBM bersubsidi dinaikkan Rp3 ribu per liter.
"Rp 21 triliun itu, Kalau naik Rp 3.000 per liter di November, savingnya Rp 21 triliun. Ini besar, 0,2% dari PDB," kata Chatib saat ditemui di Jakarta, Senin (13/10/2014).
Chatib menjelaskan, penghitungan penghematan ini sudah dilakukan dengan cermat dan sederhana. Dirinya juga menuturkan bagaimana perhitungan kenaikan harga BBM sebesar Rp3.000 per liter.
"Volume BBM kan 46 juta kl, jadi Rp 3 ribu per liter dikali 46 juta kl, sekira Rp 138 triliun. Periode November-Desember dua bulan, total setahun 12, jadi 2/12 kali Rp 138 triliun Rp 21 triliun?," jelasnya.
Namun, Chatib tidak dapat memperkirakan anggaran subsidi BBM sampai dengan akhir tahun.
"Karena katanya mau naik. Kalau naik November, itu akan berpengaruh," pungkasnya.
Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Keuangan, hingga Agustus 2014, anggaran subsidi BBM yang dikeluarkan pemerintah mencapai Rp 162,4 triliun atau 65,9% dari alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar Rp 246,5 triliun.