Suara.com - Penggunaan kapasitas minyak dalam negeri untuk tahun ini sudah mencapai 1 juta barel per hari, sedangkan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia sampai tahun ini telah mencapai angka 1,5 juta barel per hari. Untuk menutupi pasokan konsumsi BBM, Indonesia harus mengimpor minyak biayanya mencapai 63 juta dolar Amerika per hari.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, seharusnya Indonesia membangun kilang minyak baru. Ide tersebut sebenarnya sudah muncul sejak puluhan tahun lalu, akan tetapi membangun kilang baru tidaklah mudah.
"Sejak 25 tahun lalu, rencana pembangunan kilang minyak tidak pernah terlaksana karena banyak hal. Terutama ada kesan keengganan Pertamina untuk serius membangun kilang," kata Susilo, akhir pekan lalu.
Terkait hal tersebut, Susilo menuturkan, Pertamina pernah berencana membangun kilang minyak melalui sebuah kerjasama dengan Aramco Saudi dan Kuwait Petroleum, namun gagal. Selain itu, sejak kuartal III-2013, Kementerian Keuangan dan ESDM telah mengajukan program pembangunan kilang minyak 1 x 300.000 barel per hari, dengan skema kerja sama pemerintah dan swasta (KPS).
"Pertamina juga mau buat, tapi gagal. Pemerintah pun juga sudah menyediakan tanah dan fasilitas yang ada di Bontang, Kalimantan Timur, sebagai lokasi kilang untuk memproduksi gasoline , solar, dan avtur," tuturnya.
Untuk itu, Susilo mengungkapkan, Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan telah melakukan konsultasi dengan investor di Singapura pada Februari 2014, karena membangun kilang minyak harus dibutuhkan investor dengan nilai investasi sebesar Rp 90 triliun.
"Sebagai wujud keseriusan pemerintah, Kementerian ESDM dan Keuangan sudah melakukan konsultasi investor di Singapura, yang kedua kami juga tengah menggodok penyelesaian term of refference (TOR) untuk investor dalam pembangunan kilang, akan tetapi semua usaha tersebut sampai sekarang belum tercapai dan kilang minyak belum juga terbangun," ungkapnya.
Susilo menjelaskan, ada investor lain yang juga berminat dan sudah mengajukan pembangunan kilang yang berlokasi di Banten atau Nusa Tenggara Timur, dengan kapasitas 150.000-300.000 barel per hari.
"Intinya kalau pembangunan kilang BBM khususnya di Bontang terwujud kelak, maka setidaknya akan melengkapi kilang yang dikelola Pertamina yang mayoritas berusia tua rata-rata dibangun pada 1970-an. Kecuali kilang Balongan yang dibangun pada 1994," pungkasnya.