Koalisi Prabowo dan Jokowi Tak Ingin Ekonomi Indonesia Terguncang

Doddy Rosadi Suara.Com
Sabtu, 11 Oktober 2014 | 21:19 WIB
Koalisi Prabowo dan Jokowi  Tak Ingin Ekonomi Indonesia Terguncang
Presiden terpilih, Joko Widodo (kedua dari kanan) bertemu dengan tiga pimpinan lembaga tinggi negara. [suara.com/Bagus Santosa).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad H Wibowo menyatakan Koalisi Merah Putih (pendukung Prabowo-red) dan Koalisi Indonesia Hebat (pendukung Jokowi-red) harus memprioritaskan pembahasan mengenai realisasi program penting agar kondisi ekonomi tidak terguncang.

"Kedua kubu sebaiknya fokus untuk menemukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam merealisasikan program-program mereka mendatang," kata Dradjad di Jakarta, Sabtu (11/10/2014).

Ia menuturkan bahwa pembahasan mengenai rencana kerja secara bersama-sama berpotensi membuat para investor optimistis mengenai keadaan perpolitikan Indonesia yang akan mulai membaik.

"Hal ini kemudian meningkatkan investasi asing maupun dalam negeri untuk membidik potensi pasar Indonesia yang sangat besar," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Dradjad, kedua koalisi sebaiknya menghindari pembahasan mengenai perpindahan kubu partai atau masalah-masalah yang dapat menghilangkan keyakinan para investor.

"Politik mengenai pembajakan partai di dalam koalisi sebaiknya mulai sekarang dihindari, hal ini dapat merusak keadaan ekonomi maupun kestabilan politik dalam negeri," ujarnya.

Kondisi perpolitikan pascapemilu menjadikan situasi politik Indonesia layaknya berada dalam sebuah 'perang dingin', di mana kedua koalisi yang berkuasa tak saling berinteraksi.

Perpolitikan dalam negeri kini sedang terbagi ke dalam dua poros besar, dimana kekuasaan eksekutif berada pada Koalisi Indonesia Hebat dan kekuasaan legislatif berada di Koalisi Merah Putih. Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran pada sektor ekonomi Indonesia.

Menurut Dradjad, ketidakstabilan kondisi perpolitikan dalam negeri saat ini memunculkan keraguan para investor untuk menanamkan modalnya. (Antara)

REKOMENDASI

TERKINI