Pertikaian Elit Politik Membuat Investor Asing Ketakutan

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 08 Oktober 2014 | 17:35 WIB
Pertikaian Elit Politik Membuat Investor Asing Ketakutan
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah mengungkapkan investor asing bisa ketakutan untuk masuk ke Indonesia karena melihat dinamika politik yang terjadi saat ini.

"Saat ini dinamika politik di Indonesia tidak terlalu mendukung pertumbuhan ekonomi, kondisi tersebut dapat dilihat pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang mencapai level lebih dari Rp12 ribu," ujar Ketua Apindo Jateng Frans Kongi.

Menurutnya, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sangat ditakuti para pengusaha dalam negeri terutama yang harus mengimpor bahan baku dari negara asing.

"Ada beberapa bahan baku yang tidak mudah diperoleh atau tidak tersedia di dalam negeri, jadi mau tidak mau harus mengimpor dari negara lain. Kalau nilai tukar rupiah terus melemah maka akan diikuti oleh peningkatan harga bahan baku, akibatnya investor asing pasti berpikir dua kali untuk membangun usaha di Indonesia," jelasnya.

Frans mengatakan, jajaran elit politik di Indonesia kurang menyadari kondisi tersebut. Bahkan, kesan saling menjatuhkan antara masing-masing kekuatan lebih terasa.

"Seharusnya kan yang dipikirkan bagaimana pengusaha-pengusaha asing bisa masuk dan membangun industri di Indonesia, dengan demikian akan ada penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar," jelasnya.

Menurut dia, dengan kesan seakan saling memperlihatkan kekuatan tersebut maka berpotensi menghambat regulasi salah satunya di sektor ekonomi.

"Bagaimanapun juga sektor ekonomi dan politik sangat erat kaitannya, kalau politik berjalan stabil dan aman maka sektor ekonomi akan mengikuti," jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap jajaran petinggi negara segera memikirkan pertumbuhan ekonomi nasional salah satunya dengan menciptakan iklim politik yang stabil. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI