Suara.com - Pertanyaan: Nama saya Arman, usia 28 tahun, tinggal di Buaran, Jakarta Timur. Saya sudah menikah dan punya satu orang anak. Saya bekerja sebagai MC lepas. Ketika belum menikah, saya tidak punya masalah dengan penghasilan yang tidak tetap. Tetapi, sejak menikah, saya mulai pusing untuk menyusun keuangan.
Kadang cukup dan lebih sering defisit. Akibatnya, uang yang ada di tabungan terus tergerus. Yang ingin saya tanyakan adalah, bagaimana caranya mengatur pemasukan yang tidak tetap biar kebutuhan tiap bulan bisa terpenuhi.
Istri saya seorang guru yang memberikan les di rumah. Kalau murid les tengah banyak, kadang saya sedikit terbantu. Apa yang harus saya lakukan agar penghasilan kami berdua yang tidak tetap ini bisa mencukupi semua kebutuhan rutin bulanan.
Terima kasih
Jawaban: Halo Mas Arman,
Perubahan kondisi dari bujangan, kemudian menikah dan mempunyai anak tentunya mempunyai konsekuensi terhadap perubahan kebutuhan hidup, yang pada akhirnya terjadi perubahan pada pola pengeluaran.
Yang tadinya Anda hanya mengeluarkan biaya untuk keperluan pribadi, sekarang harus menghidupi istri dan anak. Ada pengeluaran tambahan untuk konsumsi, bayar tagihan rutin, beli susu, popok, dan sebentar lagi setelah anak makin besar maka perlu biaya untuk pendidikan pula.
Sebenarnya tidak ada masalah dengan penghasilan yang tidak tetap, selama kita bisa mengaturnya. Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Tentukan pengeluaran per bulan: catat pengeluaran rutin Anda yang mencakup biaya hidup (makan), transport, pengeluaran rutin (bayar listrik, telepon, gaji asisten rumah tangga), yang wajib Anda keluarkan setiap bulan. Katakanlan semua pengeluaran wajib ini Rp. 2,5 juta cobalah untuk disiplin hidup hanya dengan sejumlah tersebut setiap bulannya.
2. Hitung ulang pendapatan rata-rata per bulan Anda berdua: karena pendapatan Anda berdua tidak tetap, buat catatan selama 3-4 bulan mengenai berapa jumlah pendapatan dan buat rata-ratanya. Katakanlah Anda mendapat angka Rp. 2,3 juta maka masih ada defisit Rp. 200 rb setiap bulannya.
Cobalah cari tambahan penghasilan atau melipat gandakan usaha Anda agar defisit tersebut dapat ditutupi. Pemasukan Anda berdua harus lebih besar dari pengeluaran bulanan Anda.
3. Sisihkan penghasilan untuk tabungan dan disiplinlah: ada bulan-bulan tertentu di mana Anda dan istri mengalami surplus, misalnya untuk MC banyaknya panggilan pada musim pernikahan/menjelang Haji, atau untuk guru les menjelang ujian sekolah. Simpanlah kelebihan tersebut dalam dana darurat.
Jadi jika pada bulan-bulan dimana penghasilan menurun, dana ini bisa digunakan sebagai pengeluaran bulanan Anda. Untuk Anda yang telah berkeluarga dan mempunyai 1 anak, idealnya dana darurat itu sebesar 6 kali pengeluaran bulanan Anda.
Jika hal tersebut di atas dilakukan, maka masalah mendasar Anda sudah teratasi. Jika Anda telah berhasil, terus tingkatkan penghasilan berdua dan mulailah menyiapkan dana untuk proteksi dan investasi.
Semoga sukses.
Sari Insaniwati, CFP
MRE Financial & Business Advisory
Mitra Rencana Edukasi, PT I Jl Musi No.33 Cideng Gambir Jakarta Pusat 10150 I T. 021- 385 6722, [email protected] I www.mre.co.id, Follow us @mreindonesia, Facebook MRE Financial & Business Advisory
Artikel ini merupakan kerja sama suara.com dengan Mitra Rencana Edukasi Financial & Business Advisory. Apabila anda ingin mengajukan pertanyaan seputar perencanaan keuangan, silakan kirim pertanyaan anda ke alamat [email protected].