Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi pembukaan perdagangan, Rabu (8/10/2014) pagi terjun bebas dan keluar dari level 5.000. Anjloknya IHSG penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh lembaga Dana Moneter Internasional (IMF).
IHSG BEI dibuka turun 40,42 poin atau 0,80 persen menjadi 4.992,42, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 11,35 poin (1,33 persen) ke level 841,04.
Analis Samuel Sekuritas Tiesha Narandha Putri mengatakan bursa Asia pagi ini terkoreksi, termasuk indeks BEI mengikuti bursa Amerika Serikat akibat IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
"IMF menurunkan pertumbuhan global seiring masih adanya kekhawatiran krisis geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, sentimennya juga dinilai cenderung negatif, terpilihnya pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Koalisi Merah Putih (KMP) yang mendukung Prabowo pada pilpres lalu membuat sebagian investor khawatir terhadap pemerintahan baru nanti akan mendapat kendala dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya.
"Kami melihat IHSG BEI berpotensi bergerak melemah pada Rabu ini seiring dengan sentimen yang ada," katanya.
Sementara itu, Tim Analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengemukakan bahwa Bank Indonesia (BI) yang kembali mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,5 persen dinilai positif oleh investor.
"Langkah itu diambil demi mempertahankan stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan dari risiko domestik dan eksternal. Diharapkan pelemahan indeks BEI dapat terbatas," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 218,06 poin (0,93 persen) ke 23.204,46, indeks Nikkei turun 217,36 poin (1,38 persen) ke 15.566,47 dan Straits Times melemah 18,28 poin (0,57 persen) ke posisi 3.225,56. (Antara)