Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap lapangan Banyu Urip di Blok Cepu bisa memroduksi 165 ribu barel minya per hari. Hal itu diungkapkan SBY ketika meresmikan fasilitas produksi Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa (7/10/2014).
“Tahun-tahun terakhir Indonesia sudah menjadi nett importer, tadinya nett eksporter. Oleh karena itulah, pemerintah memutuskan untuk keluar dari organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPES) beberapa tahun lalu karena dianggap sudah tidak relevan lagi kita berada di sana, sementara sumber-sumber minyak kita mengalami penurunan declining,” kata SBY seperti dilansir dari laman Setkab.go.id, Rabu (8/10/2014).
Produksi Lapangan Banyu Urip itu saat ini mencapai 40 ribu barel per hari, dan diharapkan akan mencapai produksi puncak 165 ribu barel minyak per hari mulai Juli 2015. Lapangan ini akan menyumbang produksi rata-rata 119 ribu barel per hari sepanjang 2015.
Presiden SBY menginginkan eksplorasi dan produksi di semua tempat yang masih tersisa, baik onshore maupun offshore bisa berjalan dengan sukses.
“Dengan demikian, pendek kata kita ingin kalau sekarang kapasitas produksi baru mencapai 40 ribu barel/hari, insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama lapangan Banyu Urip ini Blok Cepu ini bisa kita tingkatkan menjadi maksimum produksi 165 ribu barel/hari,” ujarnya.
Presiden mengingatkan, hanya dengan tekad yang membaja, kerja keras, sikronisasi dan koordinasi antara semua pihak antara Kementerian ESDM, Pertamina, SKK Migas, Mobile Oil, Pemerintah Daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan masyarakat lokal target itu bisa segera tercapai.