Situasi Politik Memanas, Pengusaha Khawatir

Laban Laisila Suara.Com
Selasa, 07 Oktober 2014 | 02:15 WIB
Situasi Politik Memanas, Pengusaha Khawatir
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulawesi Selatan mulai prihatin dengan kondisi politik nasional yang terus memanas pascapemilihan presiden lalu yang dikhawatirkan mempengaruhi dunia investasi.

"Ego elite politik karena berkubu-kubu akan merusak dunia investasi di negeri ini dan semoga saya bersama teman-teman pengusaha salah menilainya," ujar Ketua HIPMI Sulsel Amirullah Abbas di Makassar, Senin (6/10/2014).

Ia mengatakan, situasi perpolitikan di Indonesia menjadi sorotan dan perbincangan di mana-mana, bahkan masyarakat juga ikut mengkritisi adanya situasi yang terjadi ini.

Para pengusaha melihat ketidakpastian pemerintah yang terkadang kacau lantaran tidak mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Itu pula yang kini menjadi kekhawatiran pengusaha.

"Tidak bersatunya para elite menjadi kekhawatiran pengusaha. Makanya kami berharap elite politik bersatulah untuk pembangunan bangsa ini karena nasib bangsa ini dipertaruhkan dengan kondisi sekarang ini," katanya.

Amirullah berharap persoalan politik jangan sampai menganggu dunia usaha dan pertumbuhan ekonomi, apalagi pertumbuhan ekonomi di negeri ini cukup bagus selama satu dekade terakhir.

"Jangan sampai ranah politik mengganggu pertumbuhan ekonomi. Situasi politik bisa mempengaruhi semuanya tanpa terkecuali dunia investasi yang skalanya nasional," katanya.

Menurut dia, hal tersebut patut diperhatikan sebab dari persoalan Undang Undang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada) memang terlihat ada ketidakberimbangan. Nah, jika kondisi ini terus berlangsung maka secara otomatis akan menimbulkan keresahan di dunia usaha.

"Tentunya ini harus menjadi perhatian serius karena di dalam menjalankan dunia usaha perlu ada kepastikan hukum, kepastian kebijakan dan stabilitas pemerintahan," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI