Isbon, Produsen Boneka Ndeso yang Dipuji dan Diakui Disney

Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 06 Oktober 2014 | 12:00 WIB
Isbon, Produsen Boneka Ndeso yang Dipuji dan Diakui Disney
Susan Soewono, pemilik Istana Boneka. (dok: pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - ‘Demam’ film Frozen keluaran Disney ternyata menjadi blessing in disguise bagi Susan Soewono, pemilik toko Istana Boneka atau sering disingkat Isbon. Dia ‘dipaksa’ oleh Disney untuk menyerahkan semua boneka Frozen yang dibuatnya karena dianggap sebagai barang bajakan.

“Saya kirim semuanya, satu truk boneka karakter Frozen ke Amerika. Ketika itu saya minta kalau bisa boneka itu jangan dibakar, tetapi otoritas di sana mengatakan semua barang bajakan harus dimusnahkan. Jadi, saya harus merelakan boneka Frozen itu dibakar,” kata Susan kepada suara.com, akhir pekan lalu.

Namun, dia tidak patah arang. Setelah kasus itu, ibu dua anak itu langsung meminta lisensi untuk membuat boneka dari karakter Disney. Kata Susan, pihak Disney sempat tidak percaya. Karena, selama ini Indonesia dikenal sebagai negara yang menjadi surga produk bajakan.

Susan harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk bisa mendapatkan lisensi itu. Dia menolak untuk menyebut uang yang harus dikeluarkan kepada Disney. Kata dia, sejak lama dirinya memang sudah punya keinginan untuk bisa mendapatkan lisensi dari Disney, namun tidak tahu caranya.

Meski sudah mendapatkan lisensi dari Disney, boneka buatan Istana Boneka tidak terlalu mahal dibandingkan boneka impor. Dia memberi contoh, boneka Elsa (karakter di film Frozen) dijual dengan harga Rp350 ribu. Sedangkan boneka impor Elsa dijual dengan harga Rp1,5 juta.

“Boneka yang dijual di Istana Boneka merupakan boneka ‘ndeso’ yang dibuat di kota kecil Malang. Tetapi, kualitasnya tidak kalah dengan boneka impor. Bahkan, pihak Disney memuji kualitas boneka buatan Istana Boneka. Mereka meminta boneka karakter Disney buatan Isbon dikirim ke kantor cabang mereka di Singapura. Jadi, kalau anda ke Disney di Singapura, di sana ada boneka buatan Isbon yang dipajang,” kata Susan bangga.

Susan memulai bisnis kreatif pembuatan boneka pada tahun 2000. Ketika itu, dia sudah mempunyai minimarket Simpang Borobudur di Malang, Jawa Timur. Karena toko itu mulai ramai, Susan berpikir untuk membuka usaha lain. Muncullah ide untuk membuat toko boneka.

“Karena belum ada toko boneka di Malang, maka saya putuskan untuk membuat toko boneka. Ketika itu, saya mendapat pinjama 0,5 kg emas dari teman sebagai modal,” jelasnya.

Awalnya, Susan hanya mengambil boneka dari supplier dan menjualnya. Lama-lama, dia merasa boneka yang dijual di Istana Boneka tidak ada bedanya dengan boneka yang dijual di tempat lain. Lalu, dia mulai membuka home industry di samping rumahnya untuk memproduksi boneka.

Warga kota Malang mulai menyukai boneka-boneka yang dijual di Istana Boneka. Secara perlahan, Susan akhirnya memutuskan untuk membuka pabrik pembuatan boneka. Banyak yang menganggap, bisnis boneka mempunyai segmen yang terbatas yaitu anak-anak. Kata dia, anggapan itu salah.

“Memang mayoritas anak-anak, tetapi boneka bisa juga dibutuhkan oleh orang dewasa, misalnya untuk kado, atau untuk acara lamaran dan pernikahan. Biasanya kami membuat suvenir berupa boneka. Jadi, konsumennya luas mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,” ungkapnya.

Dari sebuah toko kecil di Malang, Susan mulai melebarkan sayapnya. Toko boneka Isbon mulai punya cabang di sejumlah kota seperti Jakarta, Bali dan Bandung. Hingga kini, sudah ada 40 cabang toko Isbon di seluruh Indonesia. Cabang ke-41 akan dibuka di Bandung, bulan depan.

Ada yang unik dari boneka yang dijual di Istana Boneka yaitu mempunyai garansi seumur hidup. Ini dilakukan agar konsumen bisa tetap ‘memelihara’ boneka yang dibeli di Isbon bisa tetap bertahan lama.

“Jadi, semua yang membeli boneka di Isbon akan dapat sertifikat Lifetime Guarantee. Kalau untuk mengganti kacing yang copot atau mata yang hilang itu gratis, tetapi kalau untuk mengisi busa atau mencuci, maka akan chargenya. Servis ini kami berikan demi kepuasan pelanggan,” jelasnya.

Harga boneka di Isbon juga tidak terlalu mahal mulai dari Rp100 ribu hingga Rp350 ribu. Susan punya cerita yang menarik tentang keputusannya memproduksi boneka lisensi Disney dengan harga Rp100 ribu.

“Ketika itu pas hari Lebaran dan anak-anak di kota Malang ada yang datang ke toko Isbon sambil membawa uang angpau yang mereka terima. Wajah mereka sangat senang karena akan membeli boneka di toko Isbon. Ternyata, setelah dihitung, uang mereka tidak cukup. Ketika itu, kami memang belum memproduksi boneka ukuran kecil. Salah satu pegawai kami sampai berlinang air mata melihat wajah sedih anak-anak itu,” jelasnya.

Sejak itu, Susan memutuskan untuk memproduksi boneka denagn ukuran yang lebih kecil dan harga yang lebih murah. Selain itu, dia juga memutuskan untuk membuat program bagi-bagi boneka gratis kepada anak-anak. Setiap hari, ada lima boneka asli yang dibagikan gratis. Caranya, anak-anak itu cukup menyampaikan keinginan mereka untuk memiliki boneka apa lewat Twitter.

“Nanti tim sosmed kami yang akan pilih pemenangnya. Biasanya, yang kami pilih anak-anak dari daerah yang tidak ada toko Isbonnya dan yang ada JNE-nya tentu biar pengirimannya mudah. Mereka cukup mengatakan, saya ingin boneka Winnie the Pooh,” jelasnya.

Kata Susan, melihat raut wajah anak-anak yang senang ketika bisa mendapatkan boneka dari Isbon merupakan sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan uang. Kebahagian, itulah prinsip yang diterapkan Susan dalam menjalankan toko Istana Boneka.

“Happy oriented, bukan money oriented. Meski bukan perusahaan terbuka, karyawan Isbon boleh menanam saham di perusahaan ini. Jadi, karyawan bukan sebagai buruh tetapi sebagai pemilik yang bersama-sama membesarkan toko Isbon,” ungkapnya.

Tertarik untuk memiliki boneka produksi Istana Boneka, silakan buka laman www.istana-boneka.com atau bisa berteman di Facebook dengan Istana Boneka serta di akun twitter @istanaboneka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI