Suara.com - Cina menjadi negara yang paling banyak melakukan kejahatan siber (cyber crime) terhadap perusahaan Amerika. Hal itu diungkapkan oleh Direktur FBI, James Comey dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS di program 60 Minutes.
“Ada dua tipe perusahaan besar di Amerika yaitu mereka yang telah diretas oleh Cina dan mereka yang tidak tahu telah diretas oleh Cina,” ujarnya.
Comey mengatakan, kerugian yang dialami perusahaan Amerikan akibat aksi kejahatan siber itu sulit untuk dihitung. Namun, kata dia, angkanya kemungkinan mencapai miliaran dolar Amerika.
Ketika ditanya negara mana saja yang paling sering melakukan kejahatan siber terhadap Amerika, Comey menolak untuk merinci. Dia hanya mengatakan,” Cina merupakan negara yang berada dalam peringkat teratas.”
Dia memberi contoh kasus yang menimpa lima anggota Tentara Pembebasan Cina yang meretas salah satu perusahaan Amerika dan kemudian melakukan perdagangan secara rahasia. Ketika kasus ini diumumkan kepada publik, Mei lalu, pemerintah Cina langsung murka. Kasus itu merupakan kasus mata-mata di dunia siber pertama yang ditangani penuntut federal. (AFP/CNA)