Suara.com - Cukai rokok biasanya merupakan pemasukan yang sulit untuk ditolak oleh daerah. Apalagi reklame dan sponsor rokok yang berpotensi mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo tidak tergoda dengan semua hal itu.
Dia berani menolak cukai rokok serta reklame dan sponsor rokok. Dia beralasan, bagi hasil penerimaan cukai rokok untuk daerah nisbi rendah. Itulah yang membuat Hasto tidak segan untuk melakukan pengendalian tembakau di daerahnya.
"Rata-rata setiap tahun daerah hanya mendapatkan Rp2 miliar. Saya juga sudah berbicara dengan bupati/wali kota yang lain, bagi hasilnya memang tidak signifikan," kata Hasto Wardoyo.
Karena itu, Hasto mengatakan daerah tidak terlalu bergantung pada penerimaan cukai rokok. Secara nasional juga penerimaan cukai rokok tidak efisien karena pemborosan yang tinggi.
"Pilih mana, mau takut cukai rokok berkurang atau takut dengan pemborosan. Seharusnya kita lebih takut dengan inefisiensi anggaran kita," tuturnya.
Hasto Wardoyo menerima Penghargaan Pengendalian Tembakau dari Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) karena kiprahnya dalam menerapkan pengendalian tembakau di daerah yang dia pimpin.
Pada 24 April 2014, Hasto menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Hasto juga tidak memperbolehkan adanya reklame dan sponsor oleh produk rokok di Kulon Progo.
Hasto juga dinilai tegas berkomitmen menerapkan perda tersebut, terutama di RSUD dan sekolah dengan tidak segan-segan akan mencopot direktur rumah sakit dan kepala sekolah yang tidak bertanggung jawab dan menerapkan aturan itu dengan benar.
"Dengan penghargaan ini, pesan yang ingin kami sampaikan kepada Pemerintah Pusat adalah Kulon Progo yang termasuk daerah miskin berani tegas menolak reklame dan sponsor rokok yang sebenarnya berpotensi mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," ucap Ketua Umum Komnas PT dr Prijo Sidipratomo.
Prijo sudah berharap Hasto yang menjadi Ketua Aliansi Bupati dan Wali Kota se-Indonesia bisa menjadi agen perubahan dengan menularkan semangat pengendalian tembakau di daerah-daerah lain.
"Pemberian penghargaan kepada kepala daerah yang berkomitmen pada pengendalian tembakau adalah salah satu strategi kami dengan menciptakan model tokoh-tokoh yang bisa dianut," tutur Prijo. (Antara)