Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia pada Senin (29/9/2014) dibuka melemah sebesar 9,73 poin atau 0,19 persen menjadi 5.122,82.
Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 2,44 poin (0,28 persen) ke level 868,08.
"Bursa saham Indonesia masih dalam bayangan tekanan, meski relatif mulai terbatas," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta.
Menurut dia, beberapa alasan yang menjadi kendala bagi pergerakan IHSG salah satunya yakni potensi mata uang dolar AS yang diperkirakan masih mengungguli mayoritas mata uang dunia, ditunjang oleh kuatnya data makro ekonomi dan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga AS.
"Data ekonomi AS yang positif semakin mendukung ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga the Fed yang akan terlaksana lebih cepat dari perkiraan," katanya.
Sentimen dari dalam negeri, lanjut dia, yakni mengenai pilkada yang dilakukan melalui DPRD diperkirakan mulai berkurang pengaruhnya.
"Diperkirakan IHSG BEI akan bergerak bervariasi dengan potensi masih rawan melemah," katanya.
Sementara itu, Tim Analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengemukakan bahwa pelaku pasar saat ini sedang mengantisipasi rilis data inflasi September 2014 yang sedianya akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal Oktober 2014.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar juga sedang menanti pengumuman nama-nama menteri yang masuk ke dalam kabinet Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Di tengah posisi 'wait and see', indeks BEI diperkirakan bergerak 'mixed' di kisaran 5.110-5.148 poin dengan kecenderungan melemah pada Senin ini," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 414,61 poin (1,75 persen) ke 23.263,80, indeks Nikkei naik 99,30 poin (0,61 persen) ke 16.329,16 dan Straits Times melemah 3,73 poin (0,09 persen) ke posisi 3.288,48. (Antara)