Suara.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Ansari Bukhari mengatakan sekitar 60 persen lebih pekerja di sektor Industri Indonesia adalah lulusan sekolah menengah pertama (SMP).
"Oleh sebab itu, kami selalu mendorong penyiapan tenaga kerja Indonesia yang kompeten dan berkualitas melalui pembangunan berbagai akademi jenjang D1 dan D2 serta sekolah tinggi," kata Ansari.
Menurut dia, peningkatan kualitas tenaga kerja sektor industri mendesak dilakukan mengingat tenaga kerja di sektor itu masih dominasi oleh mereka yang berpendidikan SMP ke bawah.
Selain rendahnya pendidikan sumber daya manusia tenaga kerja sektor industri, tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia dinilai jauh lebih rendah dibanding negara-negara di ASEAN.
"Sebagai gambaran, berdasarkan produk domestik bruto atau PDB per tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja Indonesia sebesar 9.500 dolar Amerika, jauh di bawah Singapura yang 92.000 dolar Amerika per tenaga kerja, Malaysia 33.000 dollar Amerika, dan Thailand 15.000 dollar Amerika," katanya.
Sementara itu, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia sebanyak 7,4 atau 6,25 persen dari jumlah penduduk.
Sayangnya, kualitas SDM belum sesuai dengan kebutuhan yang ada. "Belum lagi adanya pemberlakuan Pasar Bebas ASEAN pada akhir 2015. Maka tenaga kerja kita akan berkompetisi langsung dengan tenaga kerja negara-negara ASEAN lain," katanya. (Antara)