Suara.com - Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa dibuka melemah seiring dengan mayoritas bursa saham di kawasan regional yang berada di area negatif.
IHSG BEI dibuka turun 17,85 poin atau 0,34 persen menjadi 5.201,94, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 4,47 poin (0,50 persen) ke level 886,53.
Analis Riset Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada mengatakan bahwa mayoritas bursa saham di kawasan regional yang melemah memicu pelaku pasar saham di dalam negeri untuk ikut melepas saham sehingga laju IHSG BEI kembali berada dalam area negatif.
"Faktor eksternal kembali membayangi pergerakan indeks BEI," katanya.
Ia menambahkan bahwa pernyataan Menteri Keuangan Cina yang bernada menolak adanya stimulus turut direspon negatif bursa saham global. Di sisi lain, kabar negatif juga muncul yakni turunnya data "industrial orders and sales" Italia.
"Kondisi ekternal yang terbilang masih kurang menguntungkan bisa menghambat laju IHSG. Pada perdagangan Selasa (23/9/2014). IHSG BEI diperkirakan berada pada rentang 5.200-5.237 poin," katanya.
Sementara itu, Tim Analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengemukakan bahwa rencana pemerintah Indonesia untuk membebaskan pajak ekspor sawit setelah harga masih belum bergerak naik, serta produsen semen nasional yang mulai menggenjot produksinya menyusul komitmen pemerintahan baru untuk mendorong pembangunan infrastruktur, diharapkan mampu menopang laju indeks BEI.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 3,70 poin (0,02 persen) ke level 23.951,79, indeks Nikkei naik 115,27 poin (0,71 persen) ke level 16.205,90 dan Straits Times menguat 7,24 poin (0,24 persen) ke posisi 3.304,53. (Antara)