Suara.com - Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia terpuruk di zona merah setelah ditutup melemah pada penutupan sesi perdagangan, Senin (22/9/2014). Pelemahan IHSG mengikuti tertekannya bursa saham di kawasan Asia.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI ditutup melemah sebesar 7,77 poin atau 0,15 persen ke posisi 5.219,80, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) naik 0,36 poin (0,04 persen) ke level 891,01.
"Melemahnya mayoritas bursa saham di kawasan Asia menjadi salah satu pemicu indeks BEI terkoreksi pada awal pekan ini (22/9)," kata Analis riset Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada.
Kendati demikian, lanjut dia, saham-saham berkapitalisasi besar yang tergabung dalam indeks LQ45 menahan indeks BEI tertekan lebih dalam.
Di sisi lain, transaksi investor asing yang masih mencatatkan beli bersih juga menahan koreksi IHSG BEI. Dalam data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan beli bersih (nett buy) sebesar Rp26,613 miliar pada hari Senin (22/9/2014).
"Diharapkan laju IHSG BEI ke depannya dapat kembali berada di area positif untuk menjaga IHSG dalam tren kenaikan jangka pendeknya," katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 180.395 kali dengan volume mencapai 3,03 miliar lembar saham senilai Rp3,62 triliun. Efek yang mengalami penguatan sebanyak 118 saham atau turun sebanyak 186 saham, dan tidak bergerak nilainya atau stagnan 96 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 350,67 poin (1,44 persen) ke level 23.955,49; indeks Nikkei turun 115,27 poin (0,71 persen) ke level 16.205,90; dan Straits Times melemah 5,03 poin (0,15 persen) ke posisi 3.300,02. (Antara)