Suara.com - Setiap hari Minggu malam, tepatnya sekitar pukul 20.00 WIB, para “pembongkar lemari” menanti “postingan” terbaru Lila Imeldasari (43 tahun) di halaman Facebooknya. Lila Imeldasari adalah pemilik toko bisnis online yang diberi nama Lemari Lila. Sedangkan “pembongkar lemari” adalah julukan yang diberikan Lila kepada para pelanggannya.
“Kenapa saya memberikan panggilan pembongkar lemari, karena saya ingin ada panggilan khusus untuk pelanggan saya, jadi kalau mau panggil tidak perlu gonta-ganti. Pembongkar lemari itu saya anggap pas karena orang yang membeli baju saya itu ibaratnya tengah membongkar lemari,” kata Lila kepada suara.com, akhir pekan lalu.
Lalu kenapa Lila memposting produk baju terbarunya setiap hari Minggu malam? Alasannya sederhana saja. Lila berasumsi, semua aktivitas sudah selesai dikerjakan oleh para calon pembelinya. Sehingga pada hari Minggu malam mereka sudah punya banyak waktu untuk memilih busana terbarunya yang diposting di Facebook.
Lila mulai berkecimpung di bisnis online pada 2009. Semua berawal dari ketertarikannya terhadap batik. Ketika pindah dari Jakarta ke Yogyakarta, Lila mulai berburu baju batik dan setelah itu mendisain ulang. Yang menjadi “korban” nya adalah teman-temannya. Dia menawarkan baju batik hasil rancangannya itu kepada teman kerjanya di kantor lama di Jakarta.
Lila memang tidak mengerjakan sendiri rancangan baju itu. Dia dibantu oleh seorang penjahit. Namun, semua ide rancangan merupakan idenya sendiri. Dengan modal awal kurang dari Rp1 juta, Lila mulai memberikan waktu khusus dalam bisnis baju batiknya ini. Dia masih harus membagi waktu dengan pekerjaan kantornya.
Ketika pesanan mulai banyak, Lila akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di Yayasan Kampung Halaman. Dia mendapatkan izin dari sang suami yang juga bekerja di tempat yang sama untuk fokus menjalankan bisnis online Lemari Lila. Setelah punya banyak waktu lebih, Lila mulai mencoba untuk memasarkan baju kebaya. Kata dia, baju kebaya buatannya beda dengan baju kebaya pada umumnya.
“Kebaya buatan Lemari Lila itu tidak menggunakan stagen yang harus dililit tetapi stagennya sudah nempel di kebaya. Di bagian tengahnya juga ada kutubaru atau kemben yang dimodifikasi dengan kancing bungkus di tengah. Kalau pakem kebaya yang biasa dijual tidak seperti itu,” ujarnya.
Lila mengaku sering mendapatkan inspirasi dari majalah Jepang untuk rancangan busan batiknya. Sedangkan untuk kebaya, Lila kagum dengan mbah-mbah di pasar Beringharjo yang masih pakai kebaya dengan stagen kain. Dari mereka lah Lila timbul keinginan untuk mengampanyekan busana kebaya dengan gaya old school.
Ternyata, kampanye kebaya – yang sering disebut Lila sebagai kebaya Mbok Jum – mendapatkan respon yang positif. Banyak pemesannya yang berasal dari kalangan anak muda tertarik dengan model kebaya buatannya itu. Pemesanan biasanya hanya dilakukan melalui online yaitu lewat Facebooknya.
Namun, Lila juga menitipkan bajunya ke seorang teman yang mempunyai toko di salah satu mal di Jakarta. Sedangkan di Yogyakarta, baju rancangan Lemari Lila bisa ditemukan di butik kafe yogya indikulogi. Harga jual baju dan juga rok produksi Lemari Lila juga masih terjangka antara Rp100 ribu hingga Rp350 ribu. Selain baju untuk orang dewasa, Lila juga memproduksi baju untuk anak-anak.