Nilai Ekspor CPO Indonesia ke Mesir Anjlok Hingga 98 Persen

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 20 September 2014 | 11:42 WIB
Nilai Ekspor CPO Indonesia ke Mesir Anjlok Hingga 98 Persen
Sejumlah truk bermuatan kelapa sawit menunggu antrean bongkar muat di sebuah pabrik pengolahan CPO di Desa Rantau Sakti, Rokan Hulu, Riau. [Antara/Wahyu Putro A]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai ekspor minyak sawit mentah (CPO) Indonesia ke Mesir, yang merupakan salah satu komoditas andalan, menurun drastis pada lima bulan pertama tahun 2014.

Menurut data Bidang Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo yang diolah dari data Pusat Statistik Mesir, CAPMAS, nilai total ekspor CPO periode Januari-Mei 2014 tercatat 3,188 juta dolar AS dibanding periode sama tahun lalu mencapai 214,53 juta atau anjlok 98,51 persen.

Penurunan drastis nilai ekspor CPO ke Mesir itu tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga Malaysia, yang merupakan pesaing utama Indonesia dalam pasar CPO dunia.  Ekspor CPO Malaysia ke Mesir pada periode Januari-April 2014 hanya 1,4 juta dolar AS dibanding periode sama tahun sebelumnya mencapai 67 juta dolar AS atau menurun 97,81 persen.

Kepala Fungsi Ekonomi merangkap Pelaksana Tugas Atase Perdagangan KBRI Kairo, Lauti Nia Astri Sutedja, kepada Antara, Juma (19/9/2014), menduga ada beberapa faktor terjadinya penurunan nilai ekspor CPO tersebut.

Pertama, kebijakan menaiknya bea keluar CPO sekitar 10,5 - 12 persen oleh pemerintah Indonesia.

"Penaikan bea keluar itu karena memang pemerintah di masa mendatang ingin membangun industri hilir kelapa sawit, jadi kalau diekspor agar punya nilai tambah," katanya sebagaimana dilansir kantor berita Antara.

Kedua, harga CPO di level dunia anjlok akibat menurunnya permintaan. Ketiga, turunnya permintaan akibat melimpahnya pasokan minyak nabati di negara-negara konsumen.

Nia Astri mencontohkan, di Mesir sumber minyak nabati tidak hanya CPO, tapi juga antara lain rapeseed, bunga matahari, minyak kacang dan minyak jagung.

SElain CPO, beberapa komoditas lain yang juga mengalami penurunan angka ekpsor adalah benang dari 15,23 juta dolar pada Januari-Juni 2014 menjadi 10,76 juta dolar pada periode sama tahun lalu atau menurun 29,33 persen.

Kopi dari 15,35 juta dolar menjadi 13,15 juta dolar atau menurun 14,32 persen.

Kendati demikian, beberapa komoditi lainnya meningkat, seperti kertas dari 9,83 juta dolar pada Januari-Mei 2013 menjadi 12,25 juta dolar pada periode sama atau meningkat 24,62 persen.

Sementara itu, total perdagangan non-migas Indonesia-Mesir pada Januari-Juni 2014 tercatat stagnan menjadi 670,23 juta dolar AS dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar 669,62 juta dolar.

Namun demikian Indonesia masih mengalami surplus. Sebagai contoh, ekspor Indonesia ke Mesir pada Januari-Juni 2014 sebesar 595,059 juta dolar, sementara impor dari Mesir pada periode sama hanya tercatat 75,177 juta dolar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI