Suara.com - IHSG BEI ditutup melemah sebesar 14,39 poin atau 0,28 persen ke posisi 5.130,50, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 2,98 poin (0,34 persen) ke level 867,34.
"Indeks BEI mengalami tekanan terbawa sentimen pertemuan FOMC pada 17-18 September, dalam situasi itu pelaku pasar cenderung mengamankan asetnya dengan melepas saham," ujar Kepala Riset Recapital Securities, Andrew Argado, di Jakarta.
Dia mengemukakan bahwa dalam pertemuan FOMC itu akan membahas data-data ekonomi AS. Data ekonomi AS yang ada cenderung mengalami perbaikan sehingga ada potensi untuk the Fed kembali melakukan pengurangan stimulus (quantitative easing/QE).
Menurut Andrew Argado, program stimulus keuangan AS akan berakhir pada tahun ini, setelah itu the Fed diekspektasikan menaikan suku bunga (fed rate).
"Yang terjadi nanti, investor global alan melirik pasar keuangan AS dan dapat berdampak negatif bagi 'emerging market'," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, terkait pengumuman menteri yang dinilai strategis yaitu kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertanian, dan Keuangan akan berasal dari kalangan profesional itu diharapkan dinilai positif pasar.
"Diisinya orang profesional di empat kementerian itu akan berdampak baik untuk melaksanakan kebijakan fiskal. Namun, pasar masih memantau nama-nama menteri itu," ucapnya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 251.217 kali dengan volume mencapai 3,03 miliar lembar saham senilai Rp3,89 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 120 saham, yang melemah 174 saham, dan yang tidak bergerak 113 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 220,98 poin (0,91 persen) ke level 24.136,01, indeks Nikkei turun 36,76 poin (0,23 persen) ke level 15.911,53 dan Straits Times melemah 39,55 poin (1,19 persen) ke posisi 3.272,92. (Antara)