Suara.com - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak usulan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi tentang kenaikan harga BBM subsidi sebesar Rp3.000 per liter.
Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, wacana kenaikan BBM sebesar Rp3.000 per liter telah menyakiti hati kaum buruh dan menunjukkan sikap yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat.
“Ada lebih dari 86 juta orang pengguna sepeda motor termasuk kaum buruh menggantungkan nasibnya dari subsidi harga BBM, jadi tidak benar kalau subsidi harga BBM hanya dinikmati oleh orang kaya saja,” kata Said dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com, Selasa (16/9/2014).
Menurut Said, KSPI menolak dengan tegas dan keras sikap ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi dan para pengusaha hitam yang terus mendesak pemerintah baru untuk menaikkan harga BBM. Karena, kenaikkan harga BBM sebesar Rp 3000 per liter akan mengakibatkan daya beli buruh turun 50 persen.
Sedangkan pengusaha, dengan kenaikan harga BBM justru mendapatkan dua keuntungan yaitu dari pengurangan subsidi BBM tersebut mereka mendapatkan keuntungan Infrastruktur. Selain itu, keuntungan pengusaha tidak berkurang karena mereka menaikkan harga jual barang. “Akhirnya adalah buruh dan rakyat kecil juga yang menderita. Karena itu, KSPI akan melakukan perlawanan terhadap kebijakan menaikkan harga BBM,” tegasnya.