Suara.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi pembukaan perdagangan Senin (15/9/2014) dibuka melemah 25,44 poin. Pelemahan ini menyusul minimnya sentimen positif dari pasar global maupun domestik.
IHSG di BEI turun 25,44 poin atau 0,49 persen dan terlempar dari level 5.200 ke level 5.118,22, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 6,37 poin (0,73 persen) ke level 863,74.
"Pertemuan Federal Reserve pada 17-18 September nanti terkait kebijakan pemotongan lebih lanjut program pembelian obligasi bulanan serta isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi menjadi beban laju IHSG BEI pada awal pekan ini," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah.
Ia mengemukakan bahwa hal yang terpenting bagi pasar dalam hasil pertemuan tersebut adalah pernyataan dari Gubernur The Fed Janet Yallen. Selain itu, pasar juga mencermati langkah the Fed terkait suku bunga AS (Fed rate) yang diekspektasikan naik di kuartal II atau III tahun 2015 mendatang.
Dari dalam negeri, lanjut dia, wacana soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih terus bergulir, bahkan terus bermunculan spekulasi soal waktu kenaikannya yang kian menguat di penghujung tahun ini.
"Beberapa opsi beredar terkait penyesuaian harga BBM, yakni naik secara bertahap atau naik langsung dalam jumlah yang signifikan. Konsekuensinya tekanan inflasi tidak bisa dibendung," paparnya.
Menurut dia, keputusan the Fed dan isu waktu kenaikan BBM subsidi mewarnai sentimen bagi IHSG diperkirakan bervariasi, peluang melemah dalam pekan ini.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 253,49 poin (1,03 persen) ke level 24.341,83, indeks Nikkei naik 39,09 poin (0,25 persen) ke level 15.948,29 dan Straits Times melemah 8,14 poin (0,27 persen) ke posisi 3.336,59. (Antara)