Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyetujui penugasan PT Hutama Karya untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera. Menurut rencana, peletakan batu pertama akan dilaksanakan pada awal Oktober mendatang, bersamaan dengan ground breaking ruas tol Kuala Namu-Tebing Tinggi.
Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan Presiden SBY setuju Hutama Karya dengan pertimbangan perusahaan itu merupakan , BUMN yang seratus persen dimiliki negara.
“Jadi nanti saya beseta Menteri PU dan menteri-menteri ekonomi lainnya akan me-launcing jalan tol Trans Sumtaera ini bersamaan dengan ground breaking ruas tol Kuala Namu-Tebing Tinggi,” kata Chairul Tanjung, seperti dilansir laman Setkab.go.id, Jumat (12/9/2014).
Chairul Tanjung menambahkan, Hutama Karya akan membangun jalan Tol Trans Sumater, khususnya pada empat prioritas. “Prioritas pertama adalah Medan-Binjai dan Palembang-Simpang Indralaya. Ini dua, jadi prioritas itu empat ruas tapi ada super prioritas dua ruas. Jadi artinya bukan empat-empatnya dikerjakan bersama, dua ini jalan dulu baru nanti setelah itu dua yang lain,” katanya.
Pemerintah menargetkan membangun empat ruas jalan. Yakni Medan-Binjai panjangnya 16,8 km, Pekanbaru-Dumai 135 km, Palembang-Inderalaya 22 km dan Bakauheni Lampung-Terbanggi Besar 150 km. Total investasi yang diperlukan untuk membangun mega proyek itu sekitar Rp 330 triliun.
Menurut Chairul Tanjung, pola pembangunan jalan tol Trans Sumatera itu adalah bangun dan jual. Artinya, begitu pembangunan selesai akan langsung dijual. Dengan demikian uang hasil penjualannya itu untuk membangun ruas yang lainnya.
“Jadi dengan demikian tidak perlu ada modal pemerintah yang terlalu besar terkait dengan pembangunan ruang jalan tol Trans Sumatera ini. Hak pengusahaan jalan tolnya 40 tahun,” katanya.