Suara.com - Pengamat ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi Agus Tony Poputra, mendesak pemerintah untuk untuk melakukan spin-off atau memecah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Paling tidak, dengan melakukan spin off menjadi tiga atau empat perusahaan mandiri berdasarkan wilayah seperti halnya pada Pelindo dan Angkasa Pura, maka kinerja listrik Indonesia bisa meningkat signifikan.
“Memperhatikan kondisi kelistrikan dan pengaruhnya terhadap pemerataan pembangunan, maka PLN perlu dipecahkan (spin-off) menjadi tiga atau empat perusahaan mandiri berdasarkan wilayah,” ujarnya, dalam siaran pers yang diterima suara.com, Senin (8/9/2014).
Untuk pemetaannya, kata dia, Pulau Jawa dan Bali disatukan mengingat kedua daerah ini memiliki banyak industri. Sehingga PLN di wilayah itu dapat melakukan subsidi silang dengan kebutuhan listrik rumah tangga.
“Konsekuensinya, perusahaan PLN baru yang melayani kedua daerah tersebut tidak perlu atau sedikit diberikan subsidi oleh pemerintah. Sebaliknya perusahaan pecahan PLN yang lain di wilayah minus diberikan subsidi yang sesuai dengan kebutuhan,” jelas Agus.
Menurut dia, strategi spin-off PLN membuat subsidi listrik tepat sasaran serta penanganan masalah listrik antar wilayah lebih terfokus dan efektif. Strategi ini perlu didukung dengan Program “Desa Mandiri Listrik” untuk desa yang berada pada remote area dengan memanfaatkan sumber pembangkit listrik yang tersedia di desa-desa tersebut.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi loss daya listrik di jalan apabila harus dilayani oleh pembangkit listrik utama PLN.