Suara.com - Asosiasi Perusahan Penerbangan Nasional Indonesia atau INACA meminta komitmen pemerintah baru yang dipimpin oleh Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) untuk memperhatikan industri penerbangan nasional. Hal itu dibutuhkan dalam menghadapi ASEAN Open Sky Policy 2015.
Ketua INACA Arif Wibowo mengatakan, pemerintah baru yang dipimpin Jokowi-JK diminta serius untuk memperhatikan industri pesawat terbang nasional dalam menghadapi ASEAN Open Sky Policy 2015.
"Industri penerbangan itu sangat berat untuk dibangun, apalagi menjelang pemberlakuan ASEAN Open Sky Policy 2015 dan juga belum siapnya industri strategis aviasi nasional dalam mendukung bisnis penerbangan, untuk itu kami minta Jokowi-JK serius memperhatikannya," kata Arif di Jakarta, Senin (8/9/2014).
Arif mengungkapkan, pihaknya belum melihat keseriusan pemerintah terhadap industri penerbangan nasional. Padahal sebagai negara kepulauan, industri penerbangan merupakan industri strategis dalam hal transportasi.
"Sejumlah persoalan krusial yang dihadapi perlu kebijakan pemerintah yang betul-betul pro industri pesawat terbang nasional, seperti persoalan depresiasi nilai rupiah yang semakin membebani biaya operasional, meroketnya harga avtur, bea masuk suku cadang pesawat yang tinggi, hingga pelaksaan audit dan fasilitas kebandaraan, belum mendapatkan keseriusan dari pemerintah untuk mengatasinya," ungkapnya.
Untuk itu, dia berharap, di dalam proses transisi pergantian pemerintahan ini, ada keseriusan pemerintah baru yang dipimpin oleh Jokowi-JK, dengan adanya kebijakan yang lebih berpihak bagi bisnis penerbangan terutama industri pesawat terbang nasional.
"Dengan adanya kebijakan yang lebih berpihak bagi pelaku usaha bisnis airlines terutama industri pesawat terbang nasional, maka akan meningkatkan daya saing penerbangan nasional dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015, sehingga mendorong tumbuhnya industri strategis di sektor penerbangan," pungkasnya.