Suara.com - Maskapai penerbangan Malaysia Airlines memecat 6 ribu karyawan sebagai bagian dari upaya restrukturisasi. Di sepanjang tahun ini, Malaysia Airlines mengalami kerugian 3 juta ringgit setiap hari.
Dengan pemecatan itu, maka karyawan yang dipertahankan tinggal 14 ribu orang. Kerugian besar yang dialami Malaysia Airlines terkait dengan dua musibah yang menimpa maskapai milik pemerintah tersebut.
Maret lalu, pesawat MH370 hilang tidak lama setelah lepas landas dari bandara internasional Kuala Lumpur. Hingga kini, pesawat yang membawa 239 penumpang dan kru pesawat itu belum diketahui keberadaannya.
Juli lalu, gilira MH17 yang mengalami musibah. Ketika melintasi wilayah udara Ukraina, pesawat itu ditembak jatuh oleh kelompok pemberontak pro Rusia. Pengumuman pemecatan 6 ribu karyawan disampaikan langsung oleh pejabat dari Khazanah Nasional yang merupakan pemegang saham terbesar di Malaysia Airlines.
Khazanah mengungkapkan, Malaysia Airlines akan keluar dari Bursa Efek dan menjadi perusahaan tertutup. Khazanah juga memasang target akan membuat Malaysia Airlines menjadi perusahaan yang menguntungkan dalam tiga tahun ke depan.
Dalam program restrukturisasi itu, Khazanah mempertahankan Ahmad Jauhari Yahya sebagai Direktur Utama hingga Juli 2015. (MalaysiaInsider)