Solar Subsidi Lebih Rawan Disalahgunakan

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 27 Agustus 2014 | 16:30 WIB
Solar Subsidi Lebih Rawan Disalahgunakan
Papan pengumuman Solar Subsidi Habis terpasang di SPBU. [Antara/Reno Esnir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Pertamina (Persero) menyatakan, Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar lebih riskan disalahgunakan.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, BBM bersubsidi jenis solar memiliki potensi besar untuk disalah gunakan ketimbang jenis premium, karena Pemerintah telah melakukan pelarangan penggunaan solar bersubsidi untuk industri atau kapal laut.

"Kuota Solar hari ini 43.207 Kl per 31 Juli, kuota kita bagikan dalam APBN 2014 untuk Pertamina kita bagi harian jumlahnya 41.452 kl per hari artinya defisit kuota harian defisit ini sangat mekhawatirkan pertamina," tuturnya.

Hanung menuturkan, kuota solar saat ini berkurang. Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tercantum sebesar 43.207 Kl per hari, sedangkan dalam APBNP tercantum 41.452 juta Kl per hari. Artinya solar bersubsidi memiliki potensi defisit kondisi ini sangat mengkhawatirkan.

Sedangkan untuk premium, Menurut hanung tidak mengkhawatirkan.  Pasalnya tidak ada mesin menggunakan premium kecuali mesin pompa yang digunakan budidaya perikanan. Namun untuk mesin tersebut, pembeli BBM bersubsidi harus terdaftar dan menyerahkan izin dari Pemerintah Daerah.

"Kebutuhan premium ini rill bisa dibilang tidak ada penyimpangan, kalau ada itu adalah untuk kebutuhan budidaya perikanan, pada saat kemarau banyak tambah menggunakan pompa air bahan bakarnya menggunakan premium," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI