Suara.com - Dewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan dana kebutuhan untuk pengadaan energi di Indonesia mencapai sebesar 27 miliar dolar Amerika, atau lebih dari Rp270 triliun hingga tahun 2025 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Hadi Purnomo mengatakan, dana itu disebut sebagai investasi buat penambahan kapasitas kilang BBM sebesar 1 juta barel per hari.
"Untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional sampai 2025 yang sebesar 2 juta barel per hari, dibutuhkan penambahan kapasitas kilang sebesar 1 juta barel per hari," kata Hadi dalam acara seminar yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Gedung Bank Indonesia Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Hadi menuturkan, untuk kebutuhan listrik dibutuhkan investasi sebesar 9 miliar dolar, atau lebih dari Rp90 triliun per tahun. Besaran investasi ini untuk menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 115 Giga Watt (GW).
"Kapasitas saat ini sebesar 48 GW. Dibutuhkan penambahan kapasitas sebesar 67 GW atau 7 GW per tahun hingga 2025," tuturnya.
Hadi mengungkapkan, Indonesia juga memerlukan investasi sebesar 12 miliar dolar, sekitar Rp120 triliun untuk memenuhi kebutuhan gas nasional, hingga tahun 2025.
Investasi diperlukan untuk pembiayaan pembangunan jalur pipa gas sepanjang 1.500 km yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan.
Selain itu, dia menjelaskan, pembiayaan sektor energi lainnya yang diperlukan di masa depan adalah penambahan pembangkit geothermal sebesar 4.500 Mega Watt (MW) dengan biaya investasi sebesar 5 miliar dolar, sekitar Rp50 triliun sampai 2020.
"Untuk memenuhi kebutuhan listrik, pembangunan pembangkit tenaga nuklir perlu dipertimbangkan dengan tentunya memperhatikan keselamatan secara ketat. Investasi yang dibutuhkan kurang lebih 3 miliar Dolar (Rp 30 triliun) per 1 GW," ungkapnya.
Hadi menambahkan, pembangunan cadangan penyangga energi yang terdiri dari BBM, elpiji, dan minyak mentah dalam 30 hari membutuhkan investasi sekitar 9 miliar dolar.