Suara.com - Nilai tukar dolar Amerika yang terus menguat membuat harga saham di bursa Standard&Poor meningkat. Akibatnya, indeks Standard&Poor 500 mencetak rekor tertinggi di sepanjang sejarah.
Indeks S&P 500 sempat menembus level 2.001,95 sebelum akhirnya ditutup pada posisi 1.997,92 pada sesi penutupan perdagangan, Senin (25/8/2014) waktu setempat.
Rekor kenaikan S&P 500 mengikuti kenaikan lintas batas di pasar ekuitas Eropa pada Senin, setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengatakan bahwa bank sentral bersedia untuk mendorong kebijakan moneter yang lebih akomodatif karena benua itu sedang menderita ekonomi stagnan.
Indeks saham unggulan (blue-chip) Dow Jones Average Industrial naik 75,65 poin, atau 0,44 persen, menjadi 17.076,87, masih di bawah rekor penutupannya. Indeks komposit Nasdaq naik 18,80 poin, atau 0,41 persen, menjadi 4.557,35, tingkat penutupan tertinggi baru dalam 14,5 tahun.
Pasar juga diuntungkan dari nada relatif "dovish" yang ditetapkan oleh Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen dalam sambutannya pada konferensi ekonomi tahunan di Jackson Hole, Wyoming, Jumat lalu. Yellen mengejutkan Wall Street dengan mengumumkan tidak ada langkah-langkah kebijakan baru dalam hal kenaikan suku bunga.
Berita merger dan akuisisi juga memberikan dukungan untuk penguatan di pasar saham, mengimbangi data ekonomi Amerika yang keluar lebih rendah dari perkiraan. (Bloomberg/Xinhua/Antara)