"Sail Raja Ampat" Gerakkan Ekonomi Setempat

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 23 Agustus 2014 | 10:17 WIB
"Sail Raja Ampat" Gerakkan Ekonomi Setempat
Penjualan cinderamata di gelaran "Sail Raja Ampat 2014" (Antara/Prasetyo Utomo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gelaran Sail Raja Ampat 2014 menjadi berkah tersendiri bagi warga setempat. Selama berlangsungnya acara Sail Raja Ampat ini penjualan cinderamata khas setempat meningkat hingga tiga kali lipat. Penghasilan tukang ojek yang beroperasi di Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, selama berlangsungnya Sail Raja Ampat juga meningkat tajam.

Feliks Rumaropen, pengojek di Waisai, yang ditemui saat pembukaan Sail Raja Ampat 2014, mengaku, pada hari Jumat (22/8/2014), dirinya meraup pendapatan Rp1,3 juta. Sedangkan pada hari Sabtu hingga pukul 10.00 WIT ia sudah mengantungi Rp550 ribu.

"Hari ini (sampai dengan pukul 10.00 WIT) saya sudah dapat Rp550 ribu, sedangkan kemarin saya dapat Rp1,3 juta," kata Feliks.

Ia menambahkan, ini karena permintaan jasa ojek meningkat dan banyak pengojek yang menaikkan tarif. Misalnya, jarak dari lokasi pameran ke tempat acara pembukaan yang dihadiri Presiden SBY tidak sampai setengah kilometer, setiap pengguna jasa ojek harus membayar Rp10 ribu untuk sekali antar.

Dengan pendapatan meningkat sejak persiapan hingga pelaksanaan Sail Raja Ampat ini, Feliks berharap ia bisa segera melunasi sepeda motornya yang dibeli dengan cara kredit.

Rekan Feliks, Wiski Yoboisembut, yang ditemui secara terpisah mengaku, sampai dengan Sabtu sekitar pukul 10.00 WIT, dirinya sudah memperoleh pendapatan Rp475 ribu. Dia yakin, jika beroperasi sampai malam, bisa mendapat pemasukan lebih dari Rp1 juta. Pemuda asal Sentani, Jayapura itu mengatakan bahwa para tukang ojek nyaris tidak pernah beristirahat seharian karena permintaan meningkat.

Ribuan pendatang yang memadati Kota Waisai sejak sepekan yang lalu, baik untuk persiapan mengikuti rangkaian acara Sail Raja Ampat maupun untuk berbisnis, umumnya menggunakan jasa ojek karena nyaris semua mobil di Raja Ampat dikerahkan untuk melayani para pejabat, baik daerah maupun pusat.

Keduanya mengaku, jika kapal cepat dan feri dari Sorong merapat di Pelabuhan Raja Ampat, jasa ojek menjadi andalan, dengan tarif minimal Rp20 ribu. Padahal, jaraknya hanya sekitar 1-1,5 kilometer, sementara dalam Kota Waisai, jauh-dekat Rp10 ribu.

Pada hari biasa, tukang ojek di Waisai bisa mendapatkan pemasukan Rp300 ribu saja sudah luar biasa. Dan untuk itu mereka harus beroperasi sejak pukul 6.00 pagi hingga 22.00. (Antara)

REKOMENDASI

TERKINI