Suara.com - Pemasaran sepatu "custom", produk salah satu industri kecil dan menengah berhasil menembus pasar Jepang dan Turki melalui sistem "reseller".
"Melalui temanku yang ada di luar, pemasarannya sudah sampai di Jepang dan Turki," kata pemilik Selce Shoes Customize, produsen sepatu "custom" Sela Indriyana di Jakarta, Rabu (20/8/2014).
Alumnus salah satu universitas jurusan manajemen keuangan itu menjelaskan, saat ini penjualan sepatu yang dibuat sesuai pesanan baik model maupun bahannya itu dilakukan dengan sistem reseller dengan pemesanan minimal sepuluh pasang per bulan.
"Awalnya temanku melihat di BBM kemudian dia pesan. Temannya lihat dan kepingin, akhirnya dia sekarang jadi 'reseller' di luar," kata Sela.
Ia mengatakan label produknya didapat secara resmi pada 2011, sementara usahanya dirintis sejak Januari 2010, saat dia lulus SMA dengan modal awal Rp5 juta.
"Sekarang omzet pemesanan mencapai 120 pasang sepatu per bulan, dengan jenis dan harga yang berbeda," tambahnya.
Produk yang ia jual berupa sepatu berbagai jenis mulai hak datar dengan harga mulai Rp150.000 dan hak tinggi Rp185.000 dengan bahan kulit sintetis dan kain bludru. Sedangkan untuk bahan kulit sepasang sepatu dihargai dari Rp200.000 hingga Rp 600.000.
"Untuk kulit seperti kulit sapi dan domba kami order dari Bandung, Cibaduyut," tambahnya.
Ia menjelaskan kendala yang dihadapi pada awalnya adalah harga jual yang kalah bersaing, sulit meyakinkan kualitas terhadap pelanggan dan pemasaran yang belum luas jaringannya.
"Namun permasalahannya sekarang ialah perajin di daerah kami yakni Depok, yang sulit dicari, sehingga kami order ke langganan di daerah Pulo Gadung dan Rawa Mangun," katanya. (Antara)