Suara.com - Koordinator BUMN Watch Naldi Nazar menengarai, mundurnya Karen Agustiawan dari jabatannya sebagai Direktut Pertamina karena adanya tekanan dari mafia migas.
Menurut dia, Karen adalah seorang profesional sehingga tidak mungkin dia melepaskan jabatan sebagai orang nomor satu di Pertamina hanya karena mendapat tawaran untuk mengajar di Harvard University.
“Kita semua tahu bagaimana mafia migas itu bekerja, mereka ada di sektor hulu hingga ke sektor hilir. Karen pasti tahu tentang itu semua. Karena tekanan yang semakin besar, dia memutuskan untuk mundur. Apalagi saat ini merupakan masa transisi dari pemerintahan lama ke pemerintahan baru,” kata Naldi kepada suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (20/8/2014).
Naldi mengatakan, pemerintah harus mencari pengganti Karen sebagai Dirut Pertamina dengan kriteria punya keberanian untuk memberantas mafia migas.
Dia menambahkan, BUMN Watch tengah mengumpulkan data tentang produksi Pertamina dari sektor hulu hingga hulir. Data itu diharapkan bisa mengetahui praktik-praktik mafia migas yang terjadi di BUMN minyak tersebut.
Karen Agustiawan menjabat Dirut Pertamina sejak 2008 lalu. Mantan Direktur Hulu tersebut sudah mengajukna surat pengunduran diri kepada Pertamina dan juga Kementerian BUMN.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Dirut Pertamina itu baru akan meletakkan jabatannya sebagai orang nomor satu di BUMN minyak itu pada akhir September 2014.