"Euforia" iPhone 6, Saham Apple Tembus Posisi Tertinggi

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 20 Agustus 2014 | 11:00 WIB
"Euforia" iPhone 6, Saham Apple Tembus Posisi Tertinggi
Smartphone produksi Apple, iPhone 5S. (Reuters/Toru Hanai)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saham Apple di bursa saham Amerika terus melonjak dan berhasil melewati posisi tertinggi pada 2012. Pelaku pasar dilanda euforia menanti peluncuran produk terbaru Apple yaitu iPhone 6 dan juga jam tangan. Dua produk terbaru itu diyakini bisa meningkatkan pemasukan Apple.

Saham Apple melonjak 1,4 persen menjadi 100,53 dolar Amerika. Posisi tertinggi sebelumnya adalah 100,3 dolar Amerika pada 19 September 2012. Lonjakan besar itu terjadi beberapa saat sebelum Apple meluncurkan iPhone 6

Di sepanjang tahun ini, saham Apple sudah naik 25 persen. Aksi pembelian saham Apple secara besar-besaran menjadi bukti kehebatan strategi CEO Tim Cook yang membuat telepon pintar dengan layar yang lebih besar. Para pemegang saham juga akan mendapatkan produk yang mereka inginkan.

Selain telepon pintar dengan layar yang lebih lebar, Apple juga akan meluncurkan jam pintar. Jumlah jam pintar yang akan dilepas ke pasar sebanyak 60 juta unit dan diprediksi akan menambah pemasukan Apple pada tahun fiskal 2015 menjadi 9 miliar dolar Amerika.

Juni lalu, Apple memutuskan untuk melakukan pemecahan saham alias stock split. Pemecahan saham, yang diumumkan awal tahun ini, tidak berdampak kepada nilai saham Apple. Tetapi, keputusan itu memberikan dorongan psikologis yaitu menurunkan harga masing-masing saham.

Ini merupakan pemecahan saham keempat yang dilakukan oleh Apple. Para pemegang saham akan menerima tujuh saham baru atas satu saham yang dimilikinya. CEO Apple Tim Cook mengatakan, pemecahan saham ini membuat investor menjadi lebih mudah untuk memiliki saham Apple.

Saham Apple melonjak 1,6 persen pada hari pertama pemecahan saham (stock split) di bursa saham Amerika. Investor menyambut positif pemecahan saham yang dilakukan perusahaan teknologi itu. (Bloomberg/AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI