Suara.com - Penghentian penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di jalan tol membuat penjualan BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) rest area Cibubur tol Jagorawi mengalami penurunan signifikan.
Biasanya, penjualan yang mencapai dari 140.000 liter menjadi 50.000 liter per hari.
"Sebelum penghentian penjualan BBM bersubsidi biasanya ada sekitar 6.500 kendaraan yang mengisi BBM tetapi sekarang hanya sekitar 2000 kendaraan," kata Manajer SPBU tersebut, Agung Prihasto Wibowo di Cibubur, Kamis (14/8/2014).
Agung Prihasto menilai kebijakan tersebut bersifat diskriminatif, karena seharusnya peraturan tersebut berlaku kepada semua SPBU tidak hanya di tol tetapi juga di wilayah lainnya.
"Kami mendukung kebijakan pemerintah tetapi seharusnya kebijakan ini dibuat merata. Akibatnya banyak orang yang tidak mengisi BBM di jalan tol dan lebih memilih mengisi setelah di SPBU yang menyediakan premium," kata Agung.
Ia mengatakan, kenaikan penggunaan BBM nonsubsidi hanya 2000 liter dan itu tidak dapat menutup kerugian. Hal tersebut berdampak pada pengurangan pegawai sebanyak 50 persen di SPBU itu pada awal bulan September.
"Kalau kita tidak sanggup membayar pegawai mau tidak mau kita harus mengurangi jumlah pegawai, saat ini jumlah pegawai ada 60 orang mungkin akan dikurangi setengahnya," katanya.
Salah satu petugas SPBU Mukhamad Rizal mengatakan sudah tahu rencana pengurangan pegawai tersebut.
"Teman-teman banyak yang ikut demo kemarin karena takut kena PHK," katanya.
Sejak diberlakukannya penghentian penjualan BBM di jalan tol pada 6 Agustus sampai saat ini masih banyak warga masyarakat yang tidak mengetahuinya.
Pantauan Antara,masih ada mobil yang berhenti di tempat pengisian premium,namun setelah diarahkan oleh petugas untuk mengisi Pertamax banyak yang memilih pergi dibandingkan mengisi bahan bakar. (Antara)